Proyek Sentra IKM Pala di Aceh Selatan, Dipertanyakan

Buah dan bibit pala, ilustrasi -Dok: CDN
TAPAKTUAN – Yayasan Gampong Hutan Lestari (YGHL), mempertanyakan studi kelayakan pekerjaan proyek sentra Industri Kecil dan Menengah (IKM) Pala, di Gampong (desa) Arun Tunggai, Kabupaten Aceh Selatan, senilai lebih dari Rp10 miliar.
“Kami mempertanyakan, apakah sebelum direalisasikan proyek sentra IKM tersebut telah dilakukan studi kelayakan, karena banyak proyek dengan dana besar terbengkalai di daerah ini,” kata Direktur Eksekutif YGHL, Sarbunis, kepada wartawan, di Tapaktuan, Kamis (26/7/2018).
Ia menilai, jika dilakukan studikelayakan secara benar dan serius, jelas belum tepat dilakukan pembangunan proyek sentra IKM di daerah tersebut. Selain dapat mematikan usaha penyulingan minyak pala dalam skala kecil-kecilan secara tradisional, juga operasional sentra UKM tersebut ke depan dikhawatirkan tidak akan berjalan maksimal.
Menurutnya, kekhawatiran itu didasari oleh produktivitas komoditi pala di Kabupaten Aceh Selatan sekarang ini jauh merosot dibandingkan 10-15 tahun silam.
Hal itu disebabkan terjadi serangan hama jamur akar putih dan ulat pengggerek batang secara besar-besaran, dalam kurun waktu beberapa tahun belakangan, sehingga mengakibatkan ribuan hektare tanaman pala milik masyarakat musnah.
Atas dasar itu, YGHL mempertanyakan, bahwa jika memang telah dilakukan studi kelayakan, kajian seperti apa yang telah dilakukan, sehingga pemerintah pusat bersedia mengucurkan anggaran sumber DAK yang begitu besar.
Diperkirakan, lebih 50 persen hasil produktivitas pala masyarakat merosot dibanding sebelumnya. Sisa-sisa produksi pala skala kecil itulah yang disuling oleh pengusaha kecil-kecilan di sejumlah desa di beberapa kecamatan.
“Kita mengkhawatirkan, ke depan sentra IKM tersebut tidak berjalan, justru kegiatan penyulingan minyak pala oleh pengusaha kecil itu terganggu, sehingga serba tanggung,” sesalnya.
Kepala Dinas Perdagangan Perindustrian Koperasi dan UKM Aceh Selatan, Mualimin, menyatakan proyek yang didanai oleh Kementerian Perindustrian Perdagangan melalui sumber DAK 2018 tersebut, dipastikan telah dilakukan studi kelayakan secara matang.
Tim dari kementerian terkait turun langsung ke lapangan untuk membuat kajian yang komprehensif. “Studi kelayakan telah selesai. Jika belum, tidak mungkin program tersebut disetujui oleh kementerian,” kata Mualimin.
Ia menjelaskan, produktivitas komoditas pala di Aceh Selatan diperkirakan akan mulai stabil kembali beberapa tahun ke depan, menyusul telah adanya beberapa terobosan Pemkab Aceh Selatan berupaya memulihkan serangan hama yang telah memusnahkan ribuan hektare tanaman pala.
“Saat ini saja, telah mulai banyak lagi produksi pala yang dihasilkan masyarakat. Dengan terus diupayakan mengatasi serangan hama, beberapa tahun ke depan diperkirakan akan stabil kembali,” sebutnya.
Dalam kesempatan itu, Mualimin juga menyangkal kekhawatiran bakal terganggunya usaha penyulingan minyak pala oleh masyarakat di gampong-gampong (desa).
Menurutnya, sentra IKM pala yang dibangun di Gampong Arun Tunggai, Kecamatan Meukek tersebut tidak saja melakukan penyulingan minyak pala menggunakan ketel, tapi juga mengolah berbagai macam produk lainnya menggunakan bahan material pala.
“Nanti juga akan mengolah kue pala dan sirup pala. Keuntungan kita dengan telah adanya sentra IKM tersebut seluruh produk yang dihasilkan akan dibungkus serta memiliki merk dagang yang telah bersertifikasi resmi dari pemerintah,” katanya. (Ant)
Lihat juga...