Pinang dan Cengkih Sulit Ditemukan di Kendari
KENDARI – Dua komoditas perkebunan pinang dan cengkih sulit ditemukan di sejumlah pasar tradisional maupun pasar tertentu di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara. Kedua produk tersebut masih banyak dicari oleh masyarakat.
Petugas Pelayanan Informasi Pasar Disbun dan Hortikultura Sultra Adnan Jaya menyebut, selama beberapa bulan terakhir kedua produk komoditas unggulan sektor perkebunan itu tidak ada dipasaran. Hal itu karena faktor musim panen yang memang belum tiba.
Sementara itu diperkirakan, jumlah produksi di masa panen kali ini akan menurun. Hal itu dikarenakan, curah hujan di tahun ini cukup tinggi. “Buah cengkih yang ditawarkan di tingkat pedagang masih dijumpai di Januari hingga Februari. Setelah itu itu sudah tidak ada lagi hingga Juli tahun ini. Saat itu harganya bervariasi antara Rp100.000 hingga Rp120.000 per kilogram untuk kategori bunga cengkih kering,” ungkap Adnan, Senin (23/7/2018).
Lain halnya dengan buah pinang. Di Mei 2017 masih ada dan dijual di tingkat pedagang pengecer. Namun di awal Juli hingga saat ini sudah menghilang. Yang menjadi penyebab utamanya adalah produk buah pinang sangat berkurang di tahun ini. “Harga tertinggi buah pinang kering pernah mencapai angka Rp25.000 per kilogram dan harga terendah antara Rp15.000 hingga Rp17.000 perkilogram,” ujarnya.
Menurut Adnan, komoditas unggulan lain seperti kakao masih tetap ada dipasar. Harga kakao bervariati antara Rp23.000 hingga Rp26.000 per kilogram. Tingkat kekeringan kakao di pasar di kisaran tujuh persen. Sedangkan untuk jambu mete, yang dijual adalah kacang mete kupas. Sedangkan yang berbentuk gelondongan sudah tidak dijumpai lagi. Harga kacang mete kualitas baik saat ini mencapai Rp145.000 hingga Rp170.000 per kilogram. (Ant)