Pasokan Rumput Laut Melimpah, Sokong Usaha Kuliner

Editor: Satmoko Budi Santoso

LAMPUNG – Komoditas rumput laut jenis cottonii (Eucheuma Cottonii) atau rumput laut merah di kecamatan Ketapang Lampung Selatan, sebagian memasuki masa panen.

Pasokan yang melimpah dari pembudidaya rumput laut sebagian dijual kepada pengepul dalam kondisi kering, sebagian dijual basah untuk bahan baku kuliner.

Novi (40) salah satu pemilik usaha budidaya rumput laut mengaku, rumput laut bisa dimanfaatkan untuk berbagai keperluan.

Ia memastikan, sejumlah pembudidaya rumput laut bisa memanen saat usia 30 hingga 40 hari. Penanaman rumput laut secara berselang membuat panen bisa dilakukan setiap lima belas hari sekali dengan sistem jalur.

Mariawati menyajikan es buah campur dengan bahan pelengkap diantaranya rumput laut [Foto: Henk Widi]
Sebanyak 400 jalur tambang untuk penanaman rumput laut kerap diminta pengepul dan pemilik usaha bahan baku kuliner.

Bahan baku kuliner dari rumput laut dalam kondisi basah dijual dengan harga Rp5.000 per kilogram. Sebagian perajin menurut Novi kerap meminta sebanyak 100 kilogram atau Rp500 ribu sekali beli.

Kebutuhan rumput laut yang bisa habis dalam dua pekan sehingga sebulan ia menyediakan 200 kilogram rumput laut. Pembeli kerap datang ke rumah yang sekaligus menjadi lokasi penampungan rumput laut pascapanen.

“Pasokan rumput laut bagi pemilik usaha kuliner lima tahun terakhir bisa disediakan pembudidaya lokal Lamsel. Sebelumnya harus didatangkan dari Jawa Barat,” terang Novi, salah satu wanita nelayan pembudidaya rumput laut saat ditemui Cendana News, Sabtu (7/7/2018).

Rumput laut untuk bahan baku pembuatan kuliner es buah, agar-agar dan dodol diakuinya kerap dipilih dari jenis rumput laut yang segar. Rumput laut cottoni berwarna merah yang tidak dijual akan disortir menjadi bibit.

Lihat juga...