MEMERANGI LEPROPHOBYA (1): MENEPIS KERAGUAN

(Oleh: Siti Hardijanti Rukmana)

Siti Hardijanti Rukmana
RS Kusta Sitanala

“Maaf bapak Menteri, izin akan banyak tanya ini. Apakah kalau kita bersalaman dan duduk bersebelahan di meja makan misalnya, akan tertular pak?” saya tanya penasaran.

“Tidak mbak. Sedangkan anak-anak mereka saja tidak akan ketularan, asal tidak bersinggungan langsung dengan kulit tiap hari. Biasanya bayi yang disusui ibunya tiap hari, pipi mereka akan terkena, karena pipinya nempel ke kulit susu ibunya dan timbul bercak putih seperti panu. Namun apabila diobati secara cepat, akan sembuh 100 persen dan tidak menimbukan kecacatan.”

“Sebenarnya apa penyebab utama terkena kusta ini pak?”

“Kusta disebakan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Biasanya tumbuh pesat di bagian tangan, wajah, kaki, dan lutut karena daerah itu bersuhu lebih dingin. Kusta ini penyakit menahun mbak, dan yang diserang kulit, syaraf tepi, dan organ tubuh manusia, yang lama kelamaan sebagian anggota tubuh penderita tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya, juga bisa menyebabkan luka pada kulit, kerusakan saraf, melemahnya otot, dan mati rasa. Selain itu, tempat tinggal yang tidak memadai, air yang tidak bersih, bahkan sangat kurang air, dan juga gizi yang rendah merupakan faktor utama munculnya kusta.”

“Berarti pak, kalau taraf hidup dan perbaikan imunitas masyarakat meningkat, akan kecil kemungkinan terjangkiti kusta?”

“Betul sekali mbak”

“Lalu mengapa kok kaki sampai luka tidak bisa sembuh, jari-jari kaki lepas?” penasaran saya bertanya.

“Begini mbak, orang yang terkena kusta itu akan mati rasa. Jadi bila dia misal jalan, kemudian terinjak paku atau paku payung atau beling, ataupun barang tajam lainnya, mereka tidak merasa sakit sama sekali, dan tidak tahu kalau ada luka di kakinya yang akhirnya menyebabkan infeksi dan lama-lama membusuk. Sehingga bakteri yang di dalam tubuh tersebut akan cepat menyerang pasien, dan terjadilah cacat seperti yang kita lihat.”

Lihat juga...