Saya Memilih Bersama Kaum Muda
Oleh: Siti Hardijanti Rukmana
Sahabat…, kali ini, saya ingin bercerita, tentang proses pembangunan Jalan Layang Cawang-Priok. Bukan hanya bagaimana keberhasilan itu dicapai, namun lebih dalam lagi, betapa pentingnya rasa percaya diri, kekeluargaan, kebersamaan, dan penggalangan sikap mental, dalam menghadapi mega tantangan, menjadi hal yang bisa kita kerjakan.
Sahabat…,
saat pertama saya dan kawan-kawan memenangkan proyek Jalan Layang Cawang-Priok, banyak kalangan yang sangat meragukan kemampuan saya. Saya tidak dapat menyalahkan mereka, mengingat kemampuan saya di bidang pembangunan, memenuhi syarat, untuk diragukan.
- “Dia kan nggak punya gelar.”
- Keraguan itu semakin besar, melihat kenyataan, bahwa sebagian besar yg terlibat dalam pembangunan itu, saya memilih anak-anak muda.
- Saya tidak mempunyai pendidikan formal dibidang manajemen, jargon-jargon manajemen yang canggih, tak dapat anda harapkan akan keluar dari saya.
- Saya tidak akan mampu men-sistematisasi-kan gagasan-gagasan sesuai teori-teori manajemen yang muluk.
- Saya tidak akan berpretensi, bahwa saya mengetahui seluk beluk konstruksi canggih
- Saya seorang ibu rumah tangga
- Dan masih banyak lagi, deretan tuduhan yang bisa menargetkan saya untuk diragukan.
Sahabat…,
Dari apa yang saya rangkum di atas, ternyata ada tugas yang insya Allah dapat saya lakukan. Tugas saya memimpin, dan Alhamdulillah saya beruntung, saya belajar memimpin dari yang terbaik, Bapak saya.
Bapak berpesan pada saya :” Seorang pemimpin yang sukses, tidak harus cemerlang kecerdasannya. Yang penting, sebagai pemimpin ia harus punya kehausan untuk berhasil, ia harus punya keyakinan mutlak atas tugas yang diembannya, berani menghadapi resiko, disiplin dan harus punya keberanian untuk meniadakan hal-hal yang bisa menggagalkan tugasnya untuk mencapai sasaran.”