Malam Nuzulul Quran di Masjid Agung At Tin TMII

Editor: Satmoko

Dia menegaskan, interaksi pertama kali seorang Muslim kepada Al quran adalah dengan membacanya. Bukan dengan mengamalkan dan memahaminya.

Disebutkan dia, bahwa semua sahabat Rasulullah punya kebiasaan membaca Al quran. Di rumah para sahabat nabi seperti pancaran ruh karena lantunan Al quran.

“Membaca Al quran adalah satu kewajiban bagi umat Islam,” kata Khusnul.

Kalau mengamalkan, menurutnya, semua orang bisa mengamalkan meskipun orang yang tidak punya agama. Tapi membaca Al quran dengan khusyuk tidak bisa dilakukan sembarang orang. Karena kejujuran seorang umat Islam menjadi ukuran yang sangat jelas dalam membaca Al quran.

Kenapa harus membaca Al quran? Ditegaskan Khusnul, dengan membaca Al quran adalah cara yang paling indah untuk mendapatkan kebaikan yang sebanyak-banyaknya.

“Satu huruf, kata Rasulullah, sebanding dengan satu kebaikan. Satu kebaikan akan berlipat ganda sepuluh kebaikan,” jelas Khusnul.

Maka menurutnya, tidak ada alasan tidak bisa belajar Al quran, karena akan rugi. “Al quran adalah hidangan Allah SWT yang menyehatkan ruh kita, bukan fisik,” ujarnya.

Dia menyampaikan, fisik sehat karena rajin olahraga setiap harinya. Tapi dengan membaca Al quran akan menyehatkan hati.

Dengan rajin membaca Al quran, diharapkan manusia bisa menjabarkan kebaikan dari Al quran.

Mengingat dalam diri manusia ada potensi akal, ruh, kalbu dan nafsu. Kalbu adalah hati. Maka dengan membaca Al quran akan menyehatkan rohani. Di dalam jiwa yang sehat maka secara otomatis fisiknya pun sehat.

“Al quran juga bagaikan lampu yang akan memancarkan cahaya menerangi mata hati,” tandas dia.

Bahkan ketika wafat pun, tambah Khusnul, Al quran menjadi penolong mendapat ampunan dari Allah SWT, yang bisa menempatkan ruh di tempat terbaik di alam baka.

Lihat juga...