Selain untuk kebutuhan bagi warga, air bersih yang diambil dari mata air di Sidoluhur tersebut dipergunakan juga untuk beberapa rumah makan yang ada di sepanjang Jalan Lintas Sumatera.
Hesti (30), salah satu warga di Desa Hatta menyebut, sebagian sumur warga masih bisa memenuhi kebutuhan air bersih. Namun saat musim kemarau debit air yang menurun membuat warga terpaksa membeli air bersih dan sebagian mencari air dari cerug air sungai dan belik.
Selain untuk kebutuhan mandi, cuci, aktivitas pertanian sayuran juga mengalami kesulitan air bersih. Kesulitan air bersih hal yang biasa terjadi saat kemarau, sehingga warga terpaksa menampung air hujan untuk kebutuhan air bersih. “Saat kebutuhan air bersih meningkat selama musim kemarau kami biasanya membeli atau mengambil dari sumur milik warga lain,” ujarnya.
Usulan masyarakat untuk pembuatan sumur bor telah disampaikan kepada pihak desa meski belum mendapat respon. Air bersih semakin sulit diperoleh paska pembangunan jalan tol trans Sumatera. Sebagian mata air yang hilang disebutnya justru berada di dekat jalan tol segmen satu pelabuhan Bakauheni-Bakauheni Utara.