Arus Mudik dan Balik, Berkah Tukang Pijat
Editor: Makmun Hidayat
Hasil tersebut diakuinya ditabung dan dipergunakan untuk membantu orangtua yang berjualan oleh-oleh di area Pelabuhan Bakauheni.
“Awalnya dilarang orangtua memijat tapi karena saya ingin mencari uang sendiri dengan cara halal, sehingga bertahan sampai sekarang,” tegas Rohim.
Sebagian orang yang dipijat pada arus mudik dan balik lebaran terutama sejumlah sopir bahkan kerap memberi lebih. Selain keuntungan dari hasil menarik penumpang yang banyak saat lebaran, uang yang diberikan kepada Rohim menjadi THR lebaran sembari mendapat pelayanan pijat.
Pijat bagian kaki, tangan dan kepala menjadi ciri khas Rohim yang membuat pelanggan yang dipijat terasa segar. Sapta, salah satu pelanggan yang dipijat di depan loket penjualan tiket menyebut kerap meminta jasa Rohim untuk memijat.
Pemijatan pada bagian kaki, tangan dan kepala menggunakan minyak urut membuat ia bisa merasakan badan pegal menjadi lebih enteng. Meski kerap menawarkan pijat selama setengah jam dengan biaya Rp20.000, namun Sapta tak sayang memberikan uang lebih saat badan terasa enteng setelah dipijat.
Awalnya Sapta yang merasa kram pada bagian kaki lebih nyaman setelah dipijat oleh Rohim. Sesuai rekomendasi darinya sejumlah kawan diantaranya petugas security, pengemudi bahkan meminta untuk dipijat.
Paska mendapat pijatan dengan minyak urut bagin tubuh yang pegal kerap lebih enteng sehingga Rohim semakin dikenal di Terminal Bakauheni sebagai tukang pijat keliling. Tanpa memasang plang nama, ia sudah dikenal sebagai penyedia jasa pijat pegal dan menghilangkan pusing bagian kepala.