Arus Mudik dan Balik, Berkah Tukang Pijat
Editor: Makmun Hidayat
Pada hari biasa Rohim menyebut bisa memijat beberapa orang dengan kesepakatan tarif sebelum proses memijat. Setiap setengah jam pemijatan atau kesepakatan waktu dan bagian pemijatan tertentu pada bagian tubuh.
Rohim kerap diberi upah Rp20.000 bahkan hingga Rp50.000. Rohim bahkan menyebut kerap tidak menentukan tarif yang pasti meski ia mengaku untuk setiap pelanggan yang dipijat memberinya uang minimal Rp20.000.
“Pelanggan yang saya pijat diantaranya buruh angkut pelabuhan,tukang tambat kapal hingga sopir yang bekerja dengan tenaga fisik,” papar Rohim.
Pada hari biasa, Rohim mengaku kerap hanya bisa memijat sekitar 10 orang dengan rata-rata tarif Rp20.000, dirinya bisa membawa pulang Rp200ribu perhari. Kehidupan di area pelabuhan dengan waktu 24 jam sehari membuat Rohim kerap tidur di area kedatangan penumpang dan di dekat para pedagang oleh-oleh.
Namun selama arus mudik dan balik lebaran dengan kenaikan jumlah penumpang yang meningkat memberi dampak positif bagi dirinya. Sejumlah pengemudi kendaraan yang bertambah, pedagang musiman dan kehadiran sejumlah petugas keamanan membuat Rohim menerima tambahan order pijat.
Pijat yang dilakukan Rohim disebutnya bukan pijat pada umumnya dengan menggunakan tempat khusus. Pelanggan bahkan bisa duduk di dekat loket pejalan kaki, area terminal bahkan di dekat parkir kendaraan.

Peningkatan jumlah permintaan orang yang ingin dipijat diakui Rohim membuat dirinya bisa memperoleh uang lebih banyak. Pada arus mudik dan balik Rohim mengaku dalam dua hari rata-rata bisa memijat sekitar 20 orang dengan rata rata diberi upah memijat Rp20.000 dirinya bisa mendapatkan uang Rp400ribu perhari.