Tanggul Penangkis Buatan Menjaga Pesisir Rajabasa dari Abrasi

Editor: Koko Triarko

Sebagai tempat berkumpulnya ikan, rumpon dari bekas sampah organik yang bisa terurai secara alami ikut membersihkan pantai dari sampah. “Sampah yang sudah membusuk di darat dihimpun di dekat tanaman penahan abrasi, sehingga bisa lebih subur, sebagian dipakai sebagai rumpon,” tegas Hendra.

Keberadaan tanggul penangkis buatan, tanaman penahan abrasi disebut Hendra ikut memberi dampak positif bagi sektor wisata dan usaha nelayan tangkap.

Pada sektor wisata, tanggul penangkis di sepanjang pesisir pantai di kelola sebagai objek wisata untuk memandang laut Selat Sunda. Pantai yang jernih dan landai berkat tanggul penangkis menjadi destinasi favorit bagi anak-anak. Warga juga memanfaatkan tanggul penangkis sebagai lokasi membuka usaha kuliner.

Jenis pohon dengan perakaran yang kuat, di antaranya kelapa, waru, cemara dan rumpun pohon rumbia bahkan masih terjaga di desa Banding. Keberadaan jenis pohon penjaga lingkungan pesisir Rajabasa dari kerusakan tersebut juga ikut menjaga akses jalan lingkar pesisir (ring road).

Saat talud akses jalan perbatasan desa Way Muli dan desa Rajabasa hancur diterjang gelombang, keberadaan tanaman tepi pantai di Banding menahan laju abrasi.

Upaya menjaga berbagai jenis tanaman di wilayah tersebut juga dilakukan kelompok sadar wisata (Pokdarwis). Pokdarwis menyewakan perahu untuk mengunjungi pantai batu lapis dan pulau Mengkudu. Selain menjaga lingkungan sekitar pantai, Pokdarwis juga selalu memberi imbauan melalui papan pengumuman larangan membuang sampah ke pantai. Upaya tersebut efektif menjaga wilayah pantai pesisir dari kekotoran akibat sampah dan kerusakan abrasi gelombang air dan angin.

Lihat juga...