Putu Mayang, Penganan Gurih Manis Penggugah Selera

Editor: Satmoko

Proses pemberian warna dengan tiga warna dominan merah muda, putih dan hijau dibentuk sesuai dengan keinginan pembuat diantaranya seperti kue putu.

Meski demikian, Siti Amsaroh menyebut kue putu mayang lebih banyak dibuat seperti khas orang Betawi yang membuat seperti mie yang digulung. Setelah bahan disiapkan pembuatan bisa dilakukan dengan jumlah bahan sesuai takaran diantaranya tepung beras, garam, air pewarna makanan alami yang bisa diperoleh dari daun pandan, daun suji atau pewarna makanan alami lain.

Daun pandan dengan warna hijau diakui Siti Amsaroh sekaligus menjadi pewangi untuk menggugah selera.

Proses pembuatan menu berbuka puasa diantaranya otak otak, gorengan, putu mayang dan berbagai menu berbuka lain [Foto: Henk Widi]
Setelah bahan baku disiapkan proses pencampuran tepung beras, air, garam dilakukan dalam sebuah wadah khusus. Setelah adonan tercampur sempurna proses pengukusan dilakukan hingga matang.

Sebagai pemisah untuk warna adonan yang sudah matang dipisahkan dalam tiga mangkuk berbeda diberi warna hijau pandan, merah muda dengan buah naga serta putih seperti warna asli tepung.

“Warna merah perpaduan putih dengan merah buah naga menghasilkan merah muda yang menarik selanjutnya dicetak,” cetus Siti Amsaroh.

Proses pencetakan kue putu mayang bersamaan dengan penyiapan panci pengukus. Cetakan kue putu mayang atau petulo dipergunakan untuk menekan adonan sesuai warna yang sudah dipisah dan diberi alas daun pisang kepok.

Proses selanjutnya cetakan adonan yang berbentuk mie melingkar dan digulung dikukus selama kurang lebih 15 menit.

Lihat juga...