PMKRI Maumere: Pendidikan Harus Dapat Mengentaskan Pengangguran
Redaktur: ME. Bijo Dirajo
MAUMERE — Ketua lembaga Advokasi Hukum dan HAM PMKRI menilai, pendidikan di Indonesia, masih bersifat tradisional karena yang diutamakan adalah mengentaskan buta huruf atau baca tulis. Seharusnya pedidikan bisa mencapai tujuan besar, mengentaskan pengangguran.
“Pendidikan di Indonesia harus menjadi industri profesi agar setiap alumnus yang selesai mengenyam pendidikan dapat memiliki pekerjaan sesuai dengan disiplin ilmu. Pendidikan di Indonesia harus bisa mengentaskan pengangguran,” tegas Flafianus Kebha di Maumere, Jumat (4/5/2018).
Ia mengatakan, mengerucut pada persoalan pendidikan di kabupaten Sikka, banyak lembaga-lembaga pendidikan yang sangat minim fasilitas pendukung, kekurangan staf pengajar dan uang sekolah yang mahal.
“Banyak pemuda-pemuda di kabupaten Sikka yang tidak merasakan dunia pendidikan hanya karena mahalnya uang sekolah. Padahal di dalam UUD 1945 alinea ke empat mengatakan tujuan berbangsa dan bernegara yakni mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia,” terangnya.
Ini berarti sbeut Vicky sapannya, negara punya tanggung jawab utuk memperhatikan dunia pendidikan dengan lebih intens.
“Terkait kendala-kendala yang ada di kabupaten Sikka didunia pendidikan, pemerintah kabupaten Sikka bersama seluruh elemen harus melihat dunia pendidikan sebagai persoalan yang sangat penting demi memanusiakan manusia,” harapnya.
Sementara itu kader PMKRI, Yuvensia Da Ellce menambahkan, pendidikan Indonesia meski wibawanya sudah tercemar dan terkotori oleh politik komersialisasi, tapi harapan itu masih ada agar pendidikan di negeri ini lebih baik dan siap membawa manusia menuju impiannya.