Panen Raya, Harga Kelapa Sawit di Lamsel, Berangsur Turun
Editor: Koko Triarko
LAMPUNG — Panen raya tandan buah segar (TBS) kelapa sawit periode awal bulan Mei 2018 berimbas pada penurunan harga TBS.
Badiman (60), anggota kelompok tani (Poktan) Harapan Makmur, Desa Kelaten, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan, mengatakan, penurunan harga TBS menyesuaikan umur tanam dan penetapan harga TBS oleh Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Lampung. Penurunan disebutnya mencapai Rp90 per kilogram, berdasarkan perbandingan masa panen bulan Maret.
Badiman menyebut, pada masa panen bulan Maret, dirinya masih menjual TBS kelapa sawit seharga Rp1.720 per kilogram untuk tanaman kelapa sawit umur tanam 9 tahun. Harga TBS mulai turun pada periode tersebut menjadi Rp1.610 per kilogram.
Sementara TBS kelapa sawit umur tanam 3 tahun semula Rp1.450 per kilogram turun menjadi Rp1.360 per kilogram, TBS umur tanam 4 tahun semula Rp1.550 menjadi Rp1.460 per kilogram.
TBS umur 5 tahun semula seharga Rp1.600 per kilogram menjadi Rp1.510. TBS umur tanam 6 tahun seharga Rp1.610 menjadi Rp1.520 per kilogram. Kenaikan TBS kelapa sawit disebutnya justru terjadi pada tanaman umur tanam 7 tahun, semula Rp1.560 menjadi Rp1.710 per kilogram, umur 8 tahun semula Rp1.590 menjadi Rp1.620 per kilogram dan umur 9 tahun menjadi Rp1.630 dari harga Rp1.720 per kilogram.
“Petani pekebun kelapa sawit di wilayah Penengahan maksimal memiliki tanaman umur 9 tahun. Meski harga turun, namun penurunan masih terbilang normal memperhitungkan biaya distribusi,” terang Badiman, saat ditemui Cendana News, Senin (7/5/2018).
Masa panen kelapa sawit yang bisa dilakukan setiap setengah bulan sekali, kata Badiman, menjadi persiapan untuk bulan suci Ramadan. Ia menyebut, harga TBS kelapa sawit yang mengalami penurunan, menurut sejumlah pengepul terpengaruh masa panen raya bahan baku pembuatan minyak nabati, di antaranya dari jenis kedelai dan bunga matahari di Eropa. Imbasnya permintaan pasar luar negeri akan crude palm oil (CPO), menurun.