Masa Jaya Petinju Ellyas Pical dan Nasehat Pak Harto

Editor: Koko Triarko

Setelah terjadi pergulatan batin berbulan-bulan karena depresi pascakekalahan melawan Galaxy, Ellyas Pical mampu bangkit dan merebut gelar IBF kelas bantam yunior kembali dari sang juara bertahan waktu itu Tae-ill Chang, juga dari Korea Selatan.

Gelar ini sempat bertahan sampai dua tahun, hingga akhirnya Ellyas Pical harus terbang ke Ronoake, Virginia, Amerika Serikat untuk mempertahankan gelar melawan Juan Polo Perez dari Kolombia, (4 Oktober 1989), dan Pical harus menyerahkan gelarnya setelah kalah angka.

Pascakekalahan dari Perez, Ellyas Pical sempat bertanding nongelar sebanyak tiga kali, hingga akhirnya ia sedikit demi sedikit menyingkir dari ring tinju. Ellyas Pical yang tidak sempat lulus SD ini kemudian bekerja sebagai petugas keamanan (satpam) di sebuah diskotik di Jakarta.

Pada saat bekerja sebagai satpam, Ellyas Pical ditangkap pada 13 Juli 2005 oleh polisi, karena melakukan transaksi narkoba. Penangkapannya sempat menuai kritikan dari berbagai pihak yang menyoroti tiadanya jaminan hidup yang diberikan pemerintah kepada atlet yang telah mengharumkan nama negara. Ellyas Pical lalu divonis hukuman penjara selama 7 bulan oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

Setelah bebas dari penjara, Ellyas Pical diterima bekerja di KONI pusat, sebagai asisten ketua KONI, Agum Gumelar.

Sepanjang karier profesionalnya, rekor Ellyas Pical adalah 20 kemenangan (11 KO), 1 seri, dan 5 kekalahan. Dari pernikahannya dengan Rina Siahaya Pical, ia memperoleh dua orang putra: Lorinly dan Matthew, kini tinggal di perumahan Duta Bintaro, Kabupaten Tangerang.

Sebagaimana yang dinasehatkan Presiden Soeharto pada Ellyas Pical mengenai ilmu padi, yakni makin runduk ketika makin berisi. Bahwasannya, semestinya kita memang harus rendah hati dalam hidup ini, yang tentu kita semua mengalami suka-duka maupun jatuh-bangun, semua atas kehendak Tuhan Yang Maha Esa.

Lihat juga...