Jumlah Pelaku Usaha Belut di Godean Terus Berkurang
Editor: Koko Triarko
YOGYAKARTA — Jumlah pelaku usaha olahan belut di Pusat Kuliner Belut Godean, Sleman, semakin berkurang sejak beberapa waktu terakhir.
Dari sekitar 30 lebih kios yang ada, kini hanya belasan kios saja yang masih tersisa dan ditempati pedagang maupun pelaku usaha olahan kuliner belut Godean.
Sejumlah pelaku usaha olahan belut diketahui menutup kiosnya, karena sepinya pembeli. Terutama pedagang yang menempati kios di bagian dalam atau belakang dari Pusat Kuliner Belut Godean.
Salah seorang pelaku usaha olahan belut di Pusat Kuliner Belut Godean, Menik, tak menampik hal tersebut. Posisi Pusat Kuliner Belut Godean yang kurang strategis serta terlalu menjorok dari tepi jalan utama, dinilai menjadi salah satu penyebannya.
“Posisinya kan terlalu masuk, jadi tidak kelihatan dari jalan raya. Apalagi, untuk kios yang posisinya di belakang seperti saya ini. Selalu kalah ramai dibandingkan pedagang yang kiosnya berada di depan. Paling ada pembeli kalau ada rombongan wisatawan saja,” katanya.
Menik menyebut, tak sedikit pedagang olahan belut di Pusat Kuliner Belut Godean menutup kiosnya dan berpindah di lokasi lain yang berada tepat di tepi jalan raya. Mereka berharap, dengan berpindah lokasi jualan, omset mereka dapat semakin meningkat.
Sebenarnya, pihak pemerintah sudah berupaya mempromosikan Pusat Kuliner Belut Godean dengan menggelar berbagai kegiatan seperti festival kuliner, dan sebagainya. Namun, hal itu belum berdampak signifikan terhadap peningkatan jumlah pembeli.
“Kalau saya, saat sedang ramai-ramainya, sehari paling bisa menjual sampai tujuh kilo keripik belut goreng. Tapi, kalau hari biasa, ya sepi. Untuk jualan online belum bisa.” katanya.