Geopark Dunia, Kelestarian Flora-Fauna Rinjani Harus Tetap Dijaga
Redaktur: ME. Bijo Dirajo
MATARAM — Menjaga dan memelihara kelestarian flora dan fauna kawasan Rinjani menjadi salah satu tanggungjawab utama dari Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pasca ditetapkan sebagai Geopark dunia oleh UNESCO.
“Tumbuh-tumbuhan dan hewan termasuk dimensi utama dan paling penting dalam penetapan Rinjani sebagai Geopark dunia, jadi keberadaan dan kelestariannya harus tetap dijaga,” kata General Manager Geopark Rinjani, Chairul Mahsul di Mataram, Rabu (3/5/2018).
Flora dan fauna yang juga menjadi daya tarik Rinjani, rawan mengalami kerusakan dan kepunahan akibat ulah manusia tidak bertanggung jawab.
Selain flora dan fauna, dimensi lain yang juga tidak kalah penting untuk dijaga kelestariannya di antaranya budaya, situs budaya dan sejarah yang berkaitan dengan proses geologi kawasan Rinjani.
“Gelogical diversity, keragaman flora dan fauna, keragaman budaya, tidak pernah bisa lepas dengan jejak atau peristiwa geologi masa lampau, misalnya ada perubahan perilaku, pola hidup maupun termasuk kreasi budaya akibat letusan Rinjani di masa lalu,” katanya.
Sehingga apapun peristiwa geologi, tsunami pasti terjadi perubahan perilaku, karena ada perubahan bentangan alam, misalnya dulu kebun kopi dalam beberapa puluh tahun dia akan menjadi daerah tandus sebelum menjadi daerah subur.
Itu ada perubahan struktur biologi, bisa jadi fauna musnah. Misalnya endemik hanya ada di satu wilayah itu, seperti Celepuk Rinjani, sama rase, karena letusan bisa mempengaruhi komposisi plora fauna, atau tradisi budaya mengayu-ayu di Sembalun.
“Semua memiliki realasi kuat dengan proses biologi yang kemudian menjadi warisan budaya,” katanya.