Efesiensi Modal, Petani Upayakan Benih Sayur Secara Mandiri
Editor: Mahadeva WS
LAMPUNG – Biaya invetasi petani sayur untuk mendapatkan bibit cukup mahal. Hal tersebut mendorong petani sayur di Dusun Sidorejo, Kelaten, Lampung Selatan untuk mengupayakan penyediaan benih secara mandiri.
Petani sayur di Dusun Sidorejo Desa Kelaten Wawan Kurniawan (28) menyebut, harus mengeluarkan biaya cukup besar untuk modal benih, pengolahan hingga perawatan. Harga benih kemasan yang dijual di toko dibeli dengan harga mulai Rp15.000 perbungkus untuk sawi.
Bibit kacang panjang seharga Rp45.000 ukuran kecil, harga Rp75.000 ukuran menengah dan Rp120.000 untuk ukuran besar. Sementara harga benih sayuran gambas atau oyong dibeli dengan harga Rp22.000 perbungkus berisi sebanyak 20 biji gambas yang disemai pada lahan yang sudah disediakan. Jenis bibit sayuran lain yang dibeli diantaranya cabai caplak,tomat dan kangkung.
Harga benih sayuran juga bergantung pada kualitas benih. “Selama ini benih sayuran yang ditanam seluruhnya dari membeli. Setelah dihitung, untuk efesiensi biaya modal dengan membuat benih secara mandiri tanpa harus membeli,” terang Wawan kepada Cendana News, Kamis (10/5/2018).
Tingginya biaya yang harus dikeluarkan mendorong Wawan berusaha menciptakan benih secara mandiri. Tujuan utama di awal adalah menghemat pembelian gambas. Jenis sayuran gambas sudah bisa dipanen pada usia 40-45 Hari Setelah Tanam (HST). Gambas bisa dipenen lima belas kali setiap dua hari sekali.
Untuk pembibitan, sebagian tanaman yang akan dijadikan bibit sengaja dipelihara hingga tua dan siap dikeringkan. Pada lima puluh guludan dengan mulsa plastik, dua kali masa tanam ditanam 500 batang gambas menggunakan ajir dari bambu. Ketahanan ajir bambu maksimal dipergunakan hingga empat kali masa tanam.