Rendahnya Harga Getah Tantangan Perkebunan Karet di Kaltim
Editor: Irvan Syafari
BALIKPAPAN — Potensi perkebunan karet Provinsi Kalimantan Timur setiap tahun terus memiliki peluang yang sangat besar, namun harga jual getah karet saat ini dinilai masih rendah. Kendati rendah, Dinas Perkebunan terus mengembangkan perkebunan karet.
Kepala Dinas Perkebunan Karet Provinsi Kalimantan Timur, Ujang Rachmad mengungkapkan, rendahnya harga getah karet yang terjadi di Kaltim ini karena hasil karet dari perkebunan rakyat masih berbentuk lumb sehingga mutu lateks yang dihasilkan rendah.
“Memang produktivitas dan mutu lateks yang dihasilkan oleh petani rendah. Makanya untuk mengatasi persoalan ini kami melakukan pelatihan untuk mengenalkan metode penggumpal getah karet,” jelasnya Senin, (30/4/2018).
Untuk itu, nantinya pihaknya akan melakukan pelatihan untuk para petani dalam mengenalkan produk baru penggumpal getah karet specta, yang mempunya keunggulan sehingga harga getah karet yang dihasilkan petani tidak rendah.
“Yang dilakukan dengan memberikan pelatihan dengan menaikkan baku mutu bokar, menambah bobot karet, dan harga lebih baik dan ramah lingkungan yang dapat memberikan nilai tambah bagi petani khususnya untuk getah karet,” kata Ujang.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Kaltim Andi Faisal Assegaf menjelaskan, dalam mencari potensi lain perkebunan yaitu mengatur ulang program-program pengembangan perkebunan dan mulai memikirkan peluang pengembangan perkebunan karet.
“Perkebunan karet memiliki potensi yang berbeda. Seperti Kukati Kartanegara, Kutai Barat, dan daerah yang cocok untuk dikembangan perkebunan karet,” tandasnya.
Dia mengatakan daerah-daerah yang sudah memiliki komitmen terhadap pengembangan perkebunan karet harus didukung dan program yang ada harus dikawal.