Nelayan Sumut Berharap Bantuan Jaring Milenium

MEDAN – Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Sumatera Utara, meminta kepada pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan, agar bisa membantu nelayan mendapatkan jaring milenium sebagai pengganti alat tangkap pukat hela atau trawl yang tidak ramah lingkungan.

Wakil Ketua DPD Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Sumut, Nazli, mengatakan, alat tangkap ikan yang disarankan oleh pemerintah itu, harganya lumayan tinggi dan sulit untuk didapatkan nelayan.

Sehubungan dengan itu, menurut dia, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dapat meringankan nelayan agar bisa membeli jaring milineum pengganti pukat harimau yang dilarang pemerintah menangkap ikan di perairan Indonesia.

“Pokoknya yang namanya pukat hela, pukat tarik (seine net), pukat cantrang, pukat gerandong dan sejenis pukat harimau tidak dibenarkan lagi beroperasi di perairan Sumatera Utara (Sumut),” ujar Nazli, Jumat (27/4/2018).

Ia menyebutkan, penggunaan alat tangkap pukat harimau perusak lingkungan di laut itu, harus segera dihentikan, dan jangan ada kelihatan lagi dibawa oleh nelayan pemodal besar.

Bagi nelayan yang masih menggunakan pukat trawl itu, dikenakan sanksi hukum yang tegas dan diproses perkarannya sampai ke Pengadilan.

“Hal itu, perlu dilakukan Badan Keamanan Laut (Bakamla) yakni TNI AL, Polisi Perairan dan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) agar membuat efek jera bagi nelayan pukat harimau tersebut,” ucap tokoh nelayan.

Nazli menjelaskan, penggunaan jaring milenium sangat simpel, dan cocok untuk nelayan di Indonesia dan ramah lingkungan, tidak seperti pukat trawl yang merusak sumber hayati di laut.

Lihat juga...