Film Reuni Z, Tragedi Sebuah Reuni

Editor: Satmoko

Salah satu adegan film Reuni Z (Foto Istimewa/Dok Rapi Films)

Monty Tiwa adalah sutradara dan penulis skenario yang sudah melahirkan banyak film seperti di antaranya: Mendadak Dangdut (2006), Maaf, Saya Menghamili Istri Anda (2007), Kalau Cinta Jangan Cengeng (2009), Laskar Pemimpi (2010), Operation Wedding (2013), Aku, Kau, dan KUA (2014). Sabtu Bersama Bapak (2016), Raksasa dari Jogja (2016), Critical Eleven (2017).

Sedangkan Soleh Solihun yang dikenal sebagai artis stand up komedi ini tidak hanya berperan sebagai sutradara, melainkan ikut berperan dalam film tersebut. Ini film kolaborasi kedua, penyutradaraan Monty Tiwa dengan Soleh Solihun, setelah sebelumnya juga mereka berdua kolaborasi dalam film ‘Mau Jadi Apa?’ pada tahun 2017 lalu. Film ini menjadi bukti kekompakan mereka berdua dalam menyutradarai.

Akting Soleh Solihun sebagai pemain dalam film ini tak terlalu menonjol, meski perannya besar dan sangat mendominasi, bahkan menjadi pemeran utama. Hal itu mungkin karena selama ini banyak menjadi figuran. Sehingga para penonton lebih memperhatikan Tora Sudiro atau Ayushita yang memang lebih sering menjadi pemeran utama. Tora dan Ayushita yang kedua berperan sebagai sepasang suami istri menjadi lebih menonjol.

Kemudian, yang perlu mendapat apresiasi tentu Dinda Kanya Dewi yang mendapat peran sangat menantang menjadi transgender. Dinda yang memang seorang perempuan harus mampu memainkan karakter transgender bernama Marina yang sebelumnya diceritakan bernama Mansyur. Gesture-nya pun harus menunjukkan masih maskulinnya Marina. Juga suaranya kadang harus suara lelaki.

Akting Anjasmara dengan Dian Nitami, yang di kehidupan nyata sebagai sepasang suami istri, tapi dalam film ini diceritakan sudah pisah dan masing-masing punya pasangan sendiri-sendiri. Anjasmara diceritakan sudah menikah lagi dengan perempuan yang sangat genit.

Lihat juga...