Doli Kurnia: Lebih Bijak Sukmawati Introspeksi Diri

Editor: Irvan Syafari

JAKARTA — Ahmad Doli Kurnia dari Presedium Nasional KAHMI menyayangkan munculnya puisi yang ditulis Sukmawati. Puisi kontroversoal itu muncul pada saat pendinginan dan penciptaan suasana ke arah yang lebih kondusif, serta pemulihan kembali situais bangsa pasca Pilkada DKI yang sangat tinggi dinamikanya.

Menurut Doli, puisi itu berpotensi mengundang kembali suasana pertentangan antara ke-Islaman dan ke-Indonesiaan. Yang disesalkan, puisi itu ditulis oleh anggota keluarga yang selama ini dihormati sebagai Bapak Bangsa, yang membidani lahirnya Indonesia.

“Bung Karno memahami kultur Indonesia yang agamis, berbudaya dan berada. Bung Karno dan founding father lainnya melahirkan Indonesia yang didasari oleh nilai-nilai ke-Tuhanan, kemanusiaan dan kebersamaan yang saling menghargai dan menghormati keberagaman,” papar Doli.

Bagi KAHMI dan Keluarga Besar HMI, yang lahir dua tahun setelah kemerdekaan, nilai ke-Islaman dan ke-Indonesiaan adalah doktrin yang satu dan tak terpisahkan dalam berkomitmen dan melakukan seluruh peran, kontribusi, serta aktivitasnya sebagai anak bangsa.

“Kami akan selalu menjadi yang terdepan menjaga apabila ada kekuatan-kekuatan yang berupaya memisahkan nilai-nilai ke-Islaman dan ke-Indonesiaan,” ujar Doli.

Lanjutnya, itu semua berlaku untuk setiap aspek kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara. Seluruh pemikiran, ucapan, perilaku, tindak tanduk sebagai anak bangsa haruslah mencerminkan pengembangan kehidupan yang damai, harmonis, rukun, dan tenteram berbasis nilai-nilai religiusitas dan kebudayaan Indonesia.

“Apa yang telah dilakukan oleh Ibu Sukmawati adalah sesuatu yang dapat mencederai kehidupan yang sejak awal dibangun oleh orang tuanya. Apa yang disampaikan oleh Ibu Sukmawati tidak ada hubungannya dengan pertentangan seni, budaya, dan politik. Apa yang disampaikan Ibu Sukmawati adalah sesuatu pemikiran yang justru keliru, bertentangan, dan berbahaya bagi ke-Indonesiaan,” tuturnya.

Lihat juga...