Dolar AS Menguat Tajam Terhadap Rupiah
Gambaran serupa juga tampak dalam periode waktu yang lebih panjang. Dengan upaya stabilisasi oleh BI, sejak awal April, IDR melemah -0,91%, lebih kecil daripada pelemahan mata uang beberapa negara emerging market lain, seperti THB -1,04%, INR -1,96%, MXN -2,76%, ZAR -3,30%. Demikian pula, sejak awal tahun 2018 (ytd) IDR melemah -2,35%, juga lebih kecil dibanding pelemahan mata uang beberapa negara emerging market lain seperti BRL -3,06%, INR -3,92%, PHP -4,46%, dan TRY -7,17%.
BI akan terus memonitor dan mewaspadai risiko berlanjutnya tren pelemahan nilai tukar Rupiah. Baik yang dipicu gejolak global, seperti dampak kenaikan suku bunga AS, perang dagang AS-China, kenaikan harga minyak, dan eskalasi tensi geopolitik terhadap berlanjutnya arus keluar asing dari pasar SBN dan saham Indonesia.
Risiko lainnya juga bersumber dari kenaikan permintaan valas oleh korporasi domestik yang terkait kebutuhan pembayaran impor, ULN (utang luar negeri), dan dividen yang biasanya cenderung meningkat pada triwulan II. Oleh karena itu, BI akan tetap berada di pasar untuk menjaga stabilitas rupiah sesuai fundamentalnya. (Ant)