BI Tegaskan Tetap Jaga Rupiah Sesuai Fundamental
JAKARTA – Bank Indonesia (BI) mengaku telah melakukan intervensi pasar dengan dosis yang cukup besar untuk menjaga stabilisasi rupiah. Dengan upaya tersebut BI menjamin akan menjaga nilai mata uang Garuda sesuai fundamentalnya.
“Bank Indonesia akan tetap berada di pasar untuk menjaga stabilitas rupiah sesuai fundamentalnya,” kata Gubernur BI Agus Martowardojo, Senin (23/4/2018).
Agus mengatakan sejak Jumat (21/4/2018) pekan lalu hingga Senin (24/4/2018) tekanan terhadap rupiah terus timbul. Hal itu karena berlanjutnya penguatan dolar AS terhadap mata uang negara-negara di dunia. Penguatan Greenback dipicu meningkatnya imbal hasil obligasi pemerintah AS, US treasury bills, yang mendekati level psikologis tiga persen dan kembal mengemukanya ekspektasi kenaikan suku bunga The Federal Reserve lebih dari tiga kali selama 2018.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS meningkat karena optimisme investor terhadap prospek ekonomi AS yang membaik. Juga perkembangan perang dagang antara AS dan China. “Untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah (IDR) sesuai fundamentalnya, Bank Indonesia telah melakukan intervensi baik di pasar valas maupun pasar Surat Berharga Negara dalam jumlah cukup besar,” tandas Agus.
Dengan stabilisasi yang dilakukan, pelemahan rupiah pada Senin (24/4/2018) sebenarnya tertahan dibanding Jumat (21/4/2018). Pada Senin kurs rupiah melemah 0,12 persen, lebih baik dibanding Jumat akhir pekan lalu yang terperosok hingga 0,70 persen.
“Rupiah pada hari Senin hanya melemah 0,12 pesen, lebih rendah daripada depresiasi yang terjadi pada mata uang negara-negara ‘emerging market’ dan Asia lainnya, seperti Peso Filipina -0,32 persen, India -0,56 persen, Bath Thailand 0,57 persen, dan Rand Afrika Selatan yang melemah 1,06 persen,” ujarnya.