Usaha Gula Merah di Lamsel Mulai Bergairah
Editor: Koko Triarko
Harga gula merah pada pengepul saat ini diakui Harno bisa mencapai Rp10.000 per kilogram dengan isi sekitar 15 butir. Selanjutnya, pada tingkat pengecer di pasar gula merah bisa dijual seharga Rp12.000 per kilogram, dan bisa diprediksi naik menjelang bulan Ramadan.
Faktor hujan dengan melimpahnya air, membuat proses menderes yang meningkat membuat hasil gula kelapa menjadi lebih baik dibandingkan saat kemarau.
Kenaikan harga gula merah juga diakui oleh Kadar (58), perajin gula merah yang dibantu sang istri bernama Irawati (56), di Desa Pematangbaru. Di desa tersebut, Kadar menyebut ada 10 perajin gula kelapa dengan sistem sewa lahan kelapa milik warga lain yang memiliki pohon kelapa. Sebanyak 100 batang kelapa disewa dengan harga Rp2 juta per tahun yang bisa dideres setiap hari.
“Meski disewa dalam jangka setahun, namun pada musim kemarau hasil deresan kerap menurun dan produksi ikut anjlok,” beber Kadar.
Harga gula merah di level petani yang sudah mencapai Rp8.000, di akuinya cukup lumayan. Dengan hasil 50 kilogram gula, dirinya bisa memperoleh uang sekitar Rp400 ribu, dan rata-rata per pekan bisa menghasilkan Rp800 ribu. Sebanyak 100 liter air deresan pohon kelapa dengan waktu pengumpulan selama dua hingga tiga hari, kata Kadar, kerap maksimal dibuat menjadi 50 kilogram gula. Sebulan saat proses produksi gula rutin, dirinya bisa mendapatkan hasil Rp3 juta dari membuat gula.
Hasil penjualan gula tersebut akan dipotong untuk pembelian bahan bakar kayu, mencicil biaya sewa pohon serta sebagian untuk kebutuhan sehari-hari.
Pada musim hujan, meski proses memanjat pohon kelapa untuk dideres lebih sulit, ia bersyukur air deresan lebih banyak dan hasil gula meningkat.