Usaha Gula Merah di Lamsel Mulai Bergairah
Editor: Koko Triarko
LAMPUNG — Usaha tradisional gula merah di desa Pematangbaru dan desa Sukaraja, kecamatan Palas, Lampung Selatan, kembali bergairah.
Harno (40), perajin gula kelapa selama lebih dari tujuh tahun menyebut, sekitar 15 perajin gula kelapa yang masih beroperasi kini mulai banyak memproduksi gula merah. Permintaan yang tinggi sekaligus harga yang membaik menjadi faktor usaha gula merah kembali bergairah.
Menurut Harno, kenaikan harga gula merah sudah terjadi sejak dua pekan terakhir. Semula di tingkat produsen hanya berkisar Rp6.000, naik menjadi sekitar Rp8.000 per kilogram. Permintaan dari sejumlah pedagang pengecer untuk dijual kembali di sejumlah pasar menjadi pemicu kenaikan harga gula merah.
Gula merah yang bisa awet disimpan selama dua bulan menggunakan wadah kedap udara, sehingga bisa dijual saat permintaan tinggi.
“Sebagian pengecer sengaja membeli dalam jumlah banyak untuk stok dijual menjelang bulan Ramadan, saat kebutuhan gula merah tinggi,” terang Harno, Selasa (27/3/2018).
Harga gula merah diakui Harno akan meningkat di pengepul gula yang sebagian sekaligus sebagai pemodal bagi para pembuat gula merah. Para bos atau pengepul disebut Harno menjadi pendukung usaha pembuatan gula dari modal sewa pohon kelapa, distribusi hasil gula merah, termasuk tempat meminjam uang saat ada kebutuhan mendesak.