Tari Saman pun Mengejutkan Publik CFD

Editor: Satmoko

JAKARTA – Ada yang berbeda dari suasana Car Free Day (CFD), tak hanya olahraga jalan kaki, lari atau senam aerobik. Kali ini ada juga pertunjukan tari tradisional. Sekelompok anak perempuan tampak begitu kompak mempertunjukkan Tari Saman.

Orang mungkin mengira kalau mereka kelompok tari dari Aceh, asal tari yang didirikan dan dikembangkan oleh Syekh Saman, seorang ulama yang berasal dari Gayo di Aceh Tenggara. Tapi ternyata mereka dari ekskul (ekstra kurikuler) sebuah sekolah di Tangerang.

“Kita ekskul Tari Saman dari SMA Negeri 13 Tangerang,“ kata Nur Azizah, salah seorang siswi mewakili teman-temannya, kepada Cendana News di acara Car Free Day (CFD) Jalan Sudirman-Thamrin, Jakarta, Minggu (18/3/2018).

Nur menyebut timnya bernama Putroranetas. “Kita ada dua tim yang satu tim terdiri 18-20 orang,“ ungkapnya.

Penampilan mereka di CFD memang menjadi pusat perhatian orang. Banyak yang bersimpati dan ringan tangan memberikan sejumlah uang.

Nur Azizah, salah seorang siswi mewakili teman-temannya (Foto Akhmad Sekhu)

“Kita tidak sering tampil, hanya sebulan atau dua bulan sekali,“ bebernya.

Sebagai kegiatan ekskul, anggotanya tentu dari berbagai daerah yang kesemuanya rata-rata kelas 10. “Kita satu kelas, kelas 10, yang anggotanya dari berbagai daerah,“ ujarnya.

Untuk menjaga kekompakan, mereka melakukan latihan secara rutin.

“Latihannya seminggu dua kali, yang penting tidak mengganggu kegiatan sekolah, kita atur waktunya disesuaikan dengan jadwal sekolah,“ paparnya.

Ketertarikan mereka memilih Tari Saman tentu punya konsekuensi tersendiri. Mereka harus pintar dan hapal syair-syair dalam Tarian Saman yang mempergunakan Bahasa Gayo. “Alhamdulillah kita mudah menghapal,“ tuturnya bersyukur.

Lihat juga...