Sekjen PBB Sesalkan Kegagalan Pelaksanaan Resolusi di Suriah

Ilustrasi wilayah Suriah - Foto: Dokumentasi CDN

NEW YORK — Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada Senin (12/3) mencela kegagalan untuk melaksanakan resolusi Dewan Keamanan yang menuntut gencatan senjata di Suriah.

Saat melapor kepada Dewan Keamanan mengenai pelaksanaan Resolusi 2401, Guterres mengatakan tak ada penghentian permusuhan di Suriah.

Meskipun konflik di beberapa daerah kehilangan kekuatannya, kerusuhan berlanjut di Ghouta Timur dan di luarnya, termasuk di Afrin, beberapa bagian Idlib dan di Ibu Kota Suriah, Damaskus, serta pinggirnya, katanya.

Di Ghouta Timur, yang dikuasai gerilyawan, khusus, tambah pemimpin PBB itu, serangan udara, pemboman dan serangan darat telah meningkat setelah pengesahan Resolusi 2401 pada 24 Februari, dan merenggut ratusan jiwa warga sipil.

Resolusi tersebut menuntut dimungkinkannya pengiriman bantuan kemanusiaan secara “aman, tanpa halangan dan berkelanjutan” dan layanan di seluruh Suriah setidaknya selama 30 hari.

“Meskpun beberapa rombongan terbatas pengiriman bantuan terjadi, ketentuan mengenai layanan dan bantuan kemanusiaan belum aman, tanpa halangan atau berkelanjutan,” kata Guterres, Selasa pagi.

Mengenai tuntutan dalam resolusi itu bagi pengungsian medis orang yang sakit parah dan cedera, Guterres mengatakan, “Setahu kami, tak satu pun orang yang sakit parah atau cedera telah diungsikan.”

Guterres melaporkan “pelanggaran mengerikan, serangan membabi-buta dan kegagalan untuk melindungi warga sipil serta prasarana sipil” terjadi, kendati resolusi tersebut menuntut semua pihak agar mematuhi kewajiban mereka berdasarkan hukum internasional dan hukum hak asasi manusia internasional.

Lihat juga...