Produksi Kelapa Petani di Padang, Naik
PARIT MALINTANG – Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, Yurisman Yakub, menyebutkan daerah itu mampu menghasilkan 35,6 ribu ton kelapa pada 2017, naik sekitar 200 ton dari 2016 yang hanya 35,4 ribu ton.
“Pada 2016 produksi kelapa sebanyak 35,4 ribu ton sedangkan pada 2015 sebanyak 35,1 ribu ton,” ujar dia di Parit Malintang, Kamis (22/3/2018).
Ia menambahkan, luas lahan penghasil kelapa tersebut yaitu sekitar 25 ribu hektare dari 40 ribu hektare lahan kelapa yang dimiliki petani setempat.
Daerah yang paling banyak menghasilkan kelapa, yaitu Kecamatan Sungai Geringging dengan produksi 6,4 ribu ton per tahun.
Lalu, Kecamatan IV Koto Aur Malintang dengan jumlah produksi 3,4 ribu ton per tahun, dan Kecamatan Ulakan Tapakis 2,7 ribu ton per tahun.
Kelapa tersebut tidak saja untuk memenuhi kebutuhan warga setempat, juga dijual ke berbagai daerah seperti Kota Padang, Kota Pariaman, Kota Pekanbaru, bahkan Jakarta.
Selain dijual dalam bentuk bahan baku, petani setempat juga mengolahnya menjadi virgin coconut oil (VCO) atau minyak kelapa murni.
Bahkan, salah satu kelompok tani di daerah itu mampu memproduksi VCO sebanyak dua ton per bulan yang pemasarannya ke Yogyakarta, Pekanbaru, dan Padang.
Sementara itu, salah seorang pedagang pengepul kelapa (toke) di Kecamatan Sungai Geringging, Zaini (52), mengatakan saat ini harga yang ia terapkan untuk membeli per butir kelapa ke petani mencapai Rp1.400 berlaku untuk semua ukuran.
Harga tersebut belum termasuk upah petik, mengupas sabut, dan pengangkutan dari kebun. Jadi apabila kelapa yang dijual kepadanya sudah dalam kondisi mulus atau tidak memiliki sabut harganya akan jauh lebih mahal.