Pak Harto Sangat Menghargai Jasa Para Pendahulu
Editor: Koko Triarko
JAKARTA – Tanggal 14 Maret, merupakan peringatan wafatnya Dr. (HC) Drs. H. Mohammad Hatta, yang populer disapa Bung Hatta. Seorang tokoh pejuang, negarawan, ekonom, dan wakil presiden RI yang pertama.
Bung Hatta yang juga dikenal sebagai Bapak Koperasi Indonesia, wafat pada tanggal 14 Maret 1980 pada usia 77 tahun. Penyanyi balada Iwan Fals sampai membuat lagu khusus ‘Bung Hatta’, yang salah satu liriknya berbunyi ‘hujan air mata dari pelosok negeri, saat melepas engkau pergi’.
Sementara itu, Presiden kedua RI, HM Soeharto, pun sangat menaruh hormat pada Bung Hatta. Dalam buku ‘Soeharto: Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya’ (1982), Pak Harto menyampaikan pesan atas meninggalanya Proklamator Bangsa Indonesia tersebut.
“Pada 14 Maret 1980 terjadi hal yang menyedihkan seluruh bangsa: Proklamator Republik Indonesia Bung Hatta meninggal dunia setelah beberapa hari mengindap sakit tua. Disebutkan, bahwa beliau yang dilahirkan di tahun 1902 itu, telah berpesan, ingin dikuburkan di antara rakyat, sekali pun beliau berhak dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.
Maka, saya tetapkan jenazahnya dimakamkan di Pemakaman Tanah Kusir, di tengah-tengah rakyat, sehamparan dengan rakyat, dengan upacara kenegaraan. Saya tetapkan tujuh hari dinyatakan sebagai hari berkabung nasional.
Kita memberikan penghormatan kepadanya, sama seperti kepada Bung Karno. Sebab itu, makamnya tersendiri, khusus. Itu menunjukkan penghargaan kita kepadanya, sementara makam Bung Karno juga sudah kita pugar.
Tidak ada yang menentang bahwa Bung Hatta adalah seorang proklamator kemerdekaan kita. Tidak ada seorang pun yang bisa menghapuskan data sejarah kita ini. Dan, proklamasi itu sendiri merupakan klimaks perjuangan yang lama. Dan, Bung Hatta turut berjuang untuk kemerdekaan kita ini. Sebab itu, beliau adalah salah seorang perintis kemerdekaan kita.