Hindari Kerugian, Petambak Udang Lamsel Panen Dini

Editor: Irvan Syafari

LAMPUNG —Belum cukup was was petambak tradisional udang vaname (litopenaus vannamei) akibat serangan penyakit white spot berimbas kematian pada udang, petambak kembali mengalami kerugian akibat banjir luapan Sungai Way Sekampung.

Budiman (40), salah satu warga Bunut pemilik lahan tambak udang vename di Dusun Umbul Besar, Desa Bandar Agung mengaku terpaksa melakukan panen parsial dini udang vaname miliknya. Tambaknya terdampak luapan Sungai Way Sekampung.

Pada kondisi normal udang vaname diakuinya dilakukan metode panen parsial (bertahap) pada usia 60 hari dengan size 100 atau 10 gram per ekor. Namun akibat banjir risiko kerugian lebih besar, akibat air sungai masuk ke tambak.

Akhirnya ia memanen udang miliknya pada parsial kedua saat usia sekitar 75 hari. Meski hasilnya hanya udang dengan size 70 dengan berat 15 gram per ekor.

“Para pekerja menggunakan jaring untuk memanen selanjutnya dibawa menggunakan blong atau drum plastik dengan mengapungkan di air karena kendaraan sudah tidak bisa masuk ke area tambak dengan kedalaman air sudah selutut,” tutur Budiman saat ditemui Cendana News dalam proses panen parsial dini di dusun Umbul Besar desa Bandar Agung, Senin (12/3/2018)

Budiman mengalami kerugian cukup besar hingga puluhan juta karena dirinya masih memiliki waktu hingga udang berumur 90 hari. Parsial ketiga pada umur 90 hari disebutnya dengan ukuran 17 gram per ekor atau size 57 hingga panen total sudah tidak bisa dilakukan. Padahal ia menyebut harga udang vaname berkisar mulai dari Rp70.000 hingga Rp80.000 saat panen puncak. Namun akibat panen parsial dini terpaksa harga udang vaname hanya berkisar Rp50.000 hingga Rp60.000 sesuai ukuran.

Lihat juga...