Dani Wati Pernah Melukis Presiden Soeharto Sedang Memotret
Editor: Irvan Syafari
MAUMERE –– Melukis seorang Presiden merupakan sebuah kebanggaan tersendiri bagi pekerja seni lukis. Sebab tidak semua pelukis dipercayakan untuk mengabadikan gambar orang nomor satu di Tanah Air ini, saat sedang menjabat presiden.
Kegembiraan ini dirasakan oleh Daniel Wati Tilok atau kerap disapa Dani Wati oleh sesama pelukis, para murid dan juga orang yang sering mempergunakan jasanya. Kesempatan yang langka ini datang tidak disengaja dan dirinya pun tidak mengetahui siapa yang memberitahukannya kepada Almarhum Pak Harto saat itu.
“Saat sedang melukis di Pasaraya Blok M, saya didatangi ajudan Pak Harto sambil membawa foto Pak Harto sedang memotret menggunakan kamera. Setelah lukisan tersebut rampung, sang ajudan datang dan mengajak saya bersamanya membawa lukisan tersebut ke Pak Harto di rumah Jalan Cendana,” ungkap Dani sapaannya, Selasa (20/3/2018).
Dani pun mendapat bayaran 30 juta rupiah, yang tergolong besar saat itu pada 1997, sebelum Pak Harto mengundurkan diri dari jabatan. Dirinya merasa kagum sebab lukisan tersebut katanya dipajang di Museum Taman Mini Indoensia Indah di Jakarta Timur.
“Saya sering melukis para pejabat dan artis saat melukis di Aldiron bahkan pernah melukis sang maestro, pelukis Basuki Abdullah saat saya pindah di Pasaraya Blok M lantai 5 dan saya pajang di tempat saya,” tuturnya.
Lukisan pria kelahiran Maumere 24 Mei 1949 ini tidak disengaja dilihat Ibu Bernadet ,sekertaris Pak Basuki Abdullah yang sering mengunjungi tempat kebugaran di lantai 5 dekat tempatnya melukis sekitar 1989. Beliau meminta agar lukisan tersebut dibawa ke rumah Pak Basuki, karena katanya mirip sekali dengan aslinya.