Cap Go Meh Jadikan Samidi Laris Jual Burung

Editor: Satmoko

JAKARTA – Perayaan budaya Cap Go Meh beberapa waktu lalu membawa keuntungan bagi sejumlah orang. Memang, selalu ada celah kesempatan bagi orang yang mau berusaha.

Demikian yang dilakukan Samidi yang mampu meraup untung dari bisnis burung. Tampak burung kecil seperti burung pipit yang terbang bebas tidak menghasilkan apa-apa, tapi ternyata juga laku dijual. Dari bisnis burung ini, Samidi mampu menafkahi anak-istri.

“Saya sudah cukup lama jualan burung di depan vihara ini,“ kata Samidi, penjual burung, kepada Cedana News, di Vihara Dharma Bhakti, di Petak Sembilan, Glodok, Jakarta Barat, beberapa waktu yang lalu.

Lebih lanjut, penjual burung asal Cirebon yang mengajak serta anak-anaknya jualan ini menerangkan awal dirinya berjualan di depan vihara.

“Dulu saya jualan burungnya keliling, pas lewat di depan ini ada yang menghentikan dan kemudian membeli sekitar seratus burung, besoknya saya ke sini lagi dan semakin banyak orang yang pembeli. Sejak itu saya jualan burung di depan vihara ini,“ terangnya yang kemudian juga sejak saat itu memutuskan untuk tinggal indekos di belakang vihara tersebut.

Menurut Samidi, burung pipit dijual per ekor seribuan. “Sewaktu perayaan Imlek maupun perayaan Cap Go Meh laris sekali, saya bisa menjual burung sampai 7000 ekor,“ ungkapnya bahagia.

Samidi menceritakan, di kampungnya di Cirebon dan kota-kota sekitarnya seperti Brebes, Tegal sampai Pekalongan, ada yang mencari burung dan kemudian mengumpulkan burung-burung itu, sedangkan ia hanya yang menjualkan.

“Alhamdulillah, setiap hari selalu saja yang membeli,“ tuturnya bersyukur.

Menurut Samidi, sekarang mencari burung sedang sulit karena cuaca tidak menentu dan angin besar.

Lihat juga...