BEI Ajak Perusahaan di Bali Lakukan IPO
DENPASAR – Bursa Efek Indonesia mengajak perusahaan di Bali untuk melakukan penawaran saham perdana (IPO). Langkah tersebut dapat dipergunakan untuk mendapatkan modal jangka panjang dari investor.
Dengan modal melalui saham tersebut, diharapkan aktivitas perusahaan tersebut dapat menumbuhkan usaha dan menggerakkan ekonomi daerah. “Prospek di Bali besar karena ada pangsa pasar internasional, pasti permintaannya tinggi,” kata Kepala Unit Strategi Pengembangan Calon Emiten BEI Yogi Brilliana di Denpasar, Minggu (4/3/2018).
Menurut Yogi, potensi perusahaan di Bali sangat terbuka lebar untuk melantai di bursa saham dan layak untuk melakukan IPO. Namun sebagian pengusaha di daerah, masih belum mengetahui persyaratan untuk melakukan IPO. Masih belum banyaknya perusahaan yang melakukan penjualan saham juga dipengaruhi oleh pemahaman bahwa penawaran saham perdana itu hanya bisa dilakukan oleh perusahaan besar.
Padahal, perusahaan dengan nilai aktiva bersih atau aset bentuk fisik senilai Rp5 miliar sudah bisa mengajukan penawaran saham perdana. Hal itu dikarenakan salah satu syarat keuangan perusahaan adalah keberadaan aset fisik tersebut. Dengan melakukan IPO, maka perusahaan mendapatkan tambahan modal dari investor yang bersifat jangka panjang serta tambahan modal yang didapatkan bisa dalam kisaran 8-15 kali lipat.
Yogi mengungkapkan selama ini banyak perusahaan ingin ekspansi bisnis namun terkendala modal. Modal yang disuntikkan dari kantong internal perusahaan dan pinjaman dari perbankan pun masih ada batasannya.
Saat ini, BEI tengah melakukan pendekatan kepada sejumlah asosiasi pengusaha di daerah salah satunya Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Bali untuk mendorong mereka melantai di bursa saham. Dalam proses IPO, perusahaan akan banyak dibantu oleh penjamin emisi efek atau underwriter serta lembaga dan profesi penunjang pasar modal.