UGM Petakan Masalah Gizi Buruk dan Campak di Asmat
Editor: Koko Triarko
YOGYAKARTA – Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, menerjunkan tim khusus untuk membantu program kegawatdaruratan kasus kejadian luar biasa (KLB) gizi buruk dan campak yang menimpa anak-anak Asmat, Papua, pada akhir Januari, kemarin.
Berbagai pengalaman pun mereka alami selama beberapa hari menembus kawasan pedalaman yang sangat terpencil di ujung timur Indonesia itu. Mulai dari menembus gelombang tinggi dan terombang-ambing di lautan lepas, hingga harus menginap di pulau tak berpenghuni.
“Selama empat jam kita terombang-ambing di laut lepas, tujuh orang dari tim akhirnya memilih menginap di sebuah pulau yang tak berpenghuni. Atas saran nahkoda kapal, perjalanan malam itu terpaksa kami hentikan karena gelombang laut masih inggi. Beberapa memilih tidur di kapal, agar tidak diserang buaya, sementara sebagian memilih membuat tenda darurat di pinggir sungai,” ujar salah seorang anggota tim UGM, Dr. Rachmawan Budiarto, Senin (5/2/2018).
Tim UGM yang terdiri dari dokter, petugas medis dan peneliti menempuh waktu hingga 22 jam untuk bisa sampai ke Agats. Mereka berangkat menggunakan kapal nelayan dan tiba di Agats, Jumat (26/1/2018). Sesampai di Agats, tim berpencar untuk membantu penanganan KLB gizi buruk dan campak serta ikut memetakan berbagai persoalan lain yang dihadapi warga Asmat dari persolan layanan kesehatan, infrastrutur, teknologi hingga kondisi sosial budaya.
Pemetaan tersebut dilakukan dalam rangka pengiriman mahasiswa KKN UGM dalam waktu dekat. Di Agats, ibukota Asmat, para perawat dan dokter, anggota tim ikut serta membantu penanganan pasien anak yang terkena kurang gizi. Sementara peneliti dari pusat studi energi juga melakukan pemasangan panel surya di puskesmas distrik Sawaerma.