Rupiah Melemah Ke Rp13.676
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Kamis (22/2/2018) mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah ke posisi Rp13.665 dibandingkan posisi sebelumnya Rp13.582 per dolar AS.
Terpisah, Kepala Ekonom CIMB Niaga Adrian Panggabean mengatakan, saat ini sedang terjadi kondisi modal asing keluar yang memicu depresiasi kurs sebesar -0,24 persen. Kondisi tersebut dirasakan sejak awal tahun hingga 21 Februari 2018 (year to date/ytd). “Namun fluktuasi rupiah pernah jauh leibih lebar daripada saat ini,” ujarnya.
Adrian mengatakan, saat ini pelemahan rupiah terjadi karena larinya aliran modal asing. Di awal Februari 2018, kurs rupiah melemah ditingkat terbesarnya di antara pergerakkan sepanjang tahun yakni sebesar -1,56 persen. Dana asing yang keluar itu terlihat dari jumlah dana masuk di pasar obligasi sebesar Rp44 triliun per 23 Januari 2018 mengalami penurunan menjadi Rp15 triliun saja per 14 Februrai 2018.
Kondisi tersebut berarti telah terjadi dana keluar sebesar Rp29 triliun pada kurun 23 Januari hingga 14 Februari atau selama tiga pekan. Namun kondisi ekstrem di pasar obligasi dan saham saat disebutnya, bukanlah yang pertama kali di Indonesia. Preseden sebelumnya bahkan memicu volatilitas kurs yang lebih buruk.
Saat Donald Trump terpilih menjadi Presiden AS di November 2016, volatilitas dan proses pencarian ekulibirium baru di berbagai kelas aset berlangsung selama tiga pekan dan memicu volatilitas kurs dengan depresiasi -4,6 persen. Sedangkan kondisi ekstrem saat ini menyebabkan pelemahan -1,56 persen dalam tiga pekan terakhir. Artinya, rentang depresiasi kurs saat ini jauh lebih rendah dibanding November 2016 saat tekanan eksternal begitu deras.