PBB Serukan Kepedulian untuk Sudan Selatan

Ilustrasi. Wilayah Sudan Selatan. Dokumentasi CDN

NAIROBI – Hampir tujuh juta orang dari Sudan Selatan memerlukan bantuan darurat seperti makanan, air dan obat-obatan dasar. PBB menyebut, meraka adalah korban perang sipil yang berkepanjangan di negara tersebut serta menyebut, membutuhkan bantuan donor internasional sebesar 3,2 miliar dolar.

Aksi kekerasan yang terjadi di negara termuda di dunia tersebut telah memasuki tahun kelima. Perang telahb mengakibatkan kematian puluhan ribu orang. Satu dari tiga orang Sudan Selatan telah meninggalkan rumah mereka  dan hampir 90 persen di antaranya adalah perempuan dan anak-anak.

“Dana sebesar 3.2 miliar dolar nampaknya sangat tinggi tapi apa yang dibelanjakan dunia untuk perang adalah sekitar 15 triliun dolar. 3,2 miliar dolar adalah angka yang besar, tapi bila Anda membandingkannya dengan apa yang dihabiskan untuk apa yang menyebabkan krisis ini, tidak terlalu banyak, ” kata Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) Filippo Grandi, Jumat (2/2/2018).

Setelah mengunjungi kamp pengungsian Kakuma di Kenya utara, tempat ribuan orang Sudan Selatan mencari keamanan, dan lebih banyak orang datang setiap harinya. Grandi menyebut, 3,2 miliar dolar adalah harga yang harus dibayar untuk membantu para korban tetap hidup. Dengan bantuan tersebut warga Sudan akan terus memiliki peluang dan harapan untuk masa depan.

Sudan Selatan masuk ke dalam perang sipil pada akhir 2013. Perang terjadi setelah bentrokan antara tentara yang setia kepada mantan wakil presiden Riek Machar dan Presiden Salva Kiir. Upaya untuk menemukan kedamaian di antara faksi-faksi yang bertikai telah gagal. Gencatan senjata yang dinegosiasikan pada bulan Desember langsung dilanggar hanya dalam beberapa jam.

Lihat juga...