Kunjungi Maroko, BKSAP DPR RI Jajaki Penguatan Kerja Sama Ekonomi
Catatan pengembara cendekiawan asal Maroko, Ibn Batuta, menyebut jika Ibn Batuta telah mengunjungi Kerajaan Samudera Pasai, yang pada tahun tersebut berada di bawah kepemimpinan Sultan Ahmad al-Malik al-Zahir. Ia menjalin kerja sama perdagangan, budaya dan diplomatik.
Menjadi disayangkan, kata Titiek Soeharto, manakala keterikatan sejarah tersebut tak diimbangi dengan peningkatan hubungan ekonomi dan perdagangan antarkedua negara.
Tak hanya ekonomi dan perdagangan, kunjungan delegasi BKSAP DPR RI ke negara penuh pesona dan sejarah di semenanjung Atlantik dan Mediterania ini, juga membahas tentang kerja sama budaya dan pendidikan. Karenanya, berbagai pertemuan juga digelar dengan KBRI Rabat dan semua pemangku kepentingan lainnya di Maroko.
Di KBRI Rabat, delegasi BKSAP mengadakan dialog dan temu wicara dengan jajaran KBRI dan masyarakat Indonesia yang tinggal di Maroko. Sebagian besar mereka adalah mahasiswa yang tengah menempuh studi di Maroko.
Duta Besar Indonesia untuk Maroko, E.D. Syarif Syamsuri, menyambut kedatangan delegasi BKSAP, dan menjelaskan seputar kondisi Maroko terkini.
Menurutnya, Maroko selama ini adalah pasar tradisional bagi Indonesia. Sesuai visi pemerintahan Presiden Joko Widodo, Dubes Syarif Syamsuri menjelaskan, bahwa ke depan Maroko akan diperluas menjadi pasar nontradisional Indonesia. Ia juga menjelaskan, bahwa saat ini Maroko tercatat sebagai lima negara dengan pertumbuhan tertinggi di Afrika.
