UPT Balai Benih Pertanian Belum Mampu Penuhi Kebutuhan Petani Bantul
YOGYAKARTA – UPT Balai Benih Pertanian Kabupaten Bantul yang berada di Desa Barongan, Jetis, mampu memasok ketersediaan benih padi mencapai 200 ton per tahun. Sebanyak 99 persen benih tersebut dihasilkan para petani produsen dan penangkar benih yang tersebar di 12 kelompok di tujuh kecamatan.
Kepala UPT Balai Benih Pertanian Bantul, Budi Santoso, mengatakan ada berbagai jenis benih padi yang dihasilkan UPT BBP. Mulai dari jenis ciherang, pp, situbagendit, mekongga, inpari 23 dengan aromatik wangi hingga inpari 24 atau beras merah, dengan pendapatan mencapai Rp1,5 miliar untuk disetor ke PAD.

Meski mampu memproduksi benih dalam jumlah cukup besar, namun hingga saat ini UPT BBP Bantul belum mampu mencukupi kebutuhan benih petani di Kabupaten Bantul. Hal itu dikarenakan tidak semua produk benih yang dihasilkan, dipasarkan ke wilayah Bantul. Melainkan juga dipasarkan ke daerah lain di DIY dan Jawa Tengah.
“Harga jual bibit semua jenis sama, yakni Rp42 ribu per pak. Paling banyak kita produksi adalah jenis ciherang, pp dan mekongga. Untuk pemasaran, ada petani atau kios yang langsung ke sini, namun ada juga yang lewat sales, dan sales inilah yang biasanya memasarkan hingga ke luar daerah,” katanya.
Sistem produksi benih di UPT BBP Bantul dilakukan dengan cara memasok benih sumber untuk petani produsen atau penangkar benih. Dengan pembinaan dan pendampingan, petani benih melakukan budi daya. Setelah panen, benih dibeli oleh UPT BBP.