Siswa Khawatirkan Kerusakan Jembatan Gantung Menuju Sekolah

Setelah jembatan gantung selesai dibuat dan sudah bisa dilintasi selama hampir tiga bulan kondisi jembatan gantung tersebut kembali mengkhawatirkan terutama bagi Ida dan kawan-kawannya yang bersekolah.

Hayun, salah satu guru kelas III.B SDN 3 Sukabaru mengungkapkan, berdasarkan data dari sekitar 200 lebih siswa sekolah tersebut, sebanyak 80 di antaranya dominan berasal dari wilayah seberang Sungai Way Pisang yang berasal dari sebanyak 3 RT. Jumlah siswa SD cukup banyak yang melintas melalui jembatan gantung tersebut diakuinya belum termasuk siswa SMP hingga SMA yang akan melakukan kegiatan belajar di sekolah.

“Sebagai guru dan wali kelas tentunya saya khawatir anak-anak didik saya melintas di jembatan gantung yang kondisinya memprihatinkan ini dan berharap pemerintah secepatnya merealisasikan jembatan permanen,” beber Hayun.

Kondisi jembatan rusak pada bagian lantai dan tali besi sekaligus talud yang mulai jebol [Foto: Henk Widi]
Hayun menyebut, selain membahayakan bagi anak-anak sekolah, sebagian orangtua yang melintas di jembatan gantung tersebut termasuk Hayun kerap harus memutar saat akan menuju ke kebun miliknya. Pemilik kebun kelapa yang memanen menggunakan kendaraan roda dua tidak berani melalui jembatan gantung tersebut menggunakan kendaraan roda dua.

Hartini, salah satu ibu rumah tangga yang akan menuju ke lahan sawah miliknya menyebut kerap khawatir saat melintas di jembatan gantung tersebut terutama dengan beberapa lantai jembatan yang sudah lepas. Konstruksi jembatan dengan konstruksi tali sling baja, tali besi, penopang besi dan lantai bambu diakuinya berpotensi rusak dalam beberapa bulan ke depan jika tidak ada upaya perbaikan.

Lihat juga...