BONDOWOSO – Poli Jiwa RSUD dr Koesnadi Bondowoso, Jawa Timur, dalam beberapa bulan terakhir merawat dua siswa yang kecanduan pada penggunaan gawai dan laptop hingga menimbulkan guncangan jiwa.
“Kedua pasien itu terdiri atas satu siswa SMP dan satunya siswa SMA,” kata dokter spesialis jiwa RSUD Koesnadi dr Dewi Prisca Sembiring, Sp.Kj di Bondowoso, Kamis.
Ia menjelaskan bahwa tingkat kecanduan kedua anak itu sudah tergolong parah. Bahkan salah satunya membentur-benturkan kepalanya ke tembok ketika sangat ingin menggunakan gawai, namun tidak diizinkan oleh orang tuanya.
Dewi mengaku yakin, kasus dua siswa itu hanya yang tampak di permukaan dan diduga banyak anak lainnya yang mengalami hal serupa, namun orang tua mereka enggan membawa anaknya ke rumah sakit atau kurang menyadari tentang masalah yang sedang dihadapi si anak.
“Untuk masalah ini kami memang harus terus melakukan sosialisasi agar masyarakat semakin tahu bahwa RSUD Bondowoso kini juga merawat pasien dengan masalah kejiwaan. Masalah kejiwaan ini tidak identik dengan gila, tapi mereka yang mengalami tekanan dan lainnya perlu perawatan dan tidak usah malu, termasuk kami sosialisasikan informasi bahwa pasien ini juga bisa dicover dengan BPJS,” katanya.
Ia menjelaskan bahwa dari data yang dia kumpulkan, anak-anak yang kecanduan gawai dan permainan (game) itu awalnya tidak disadari oleh orang tuanya. Orang tua baru menyadari setelah si anak jarang masuk ke sekolah dan prestasi akademiknya terus menurun.
“Bahkan si anak sudah pada taraf tidak mau sekolah. Akhirnya dibawa ke poli jiwa. Kami menemukan bahwa awalnya anak menjadi sangat dekat dengan gadget dan laptop karena tugas-tugas sekolah. Waktu itu hampir semua tugas-tugas sekolah menggunakan teknologi ini, sehingga si anak ke mana-mana membawa laptop,” kata dr Dewi.