Petani Lamsel Kembangkan Singkong Thailand

LAMPUNG — Potensi budi daya tanaman singkong jenis thailand dan ubi jalar jenis madu mulai dilirik oleh warga Desa Pasuruan, Kecamatan Penengahan, Kabupaten Lampung Selatan, sebagai sumber penghasilan dan investasi jangka panjang.

Komarudin (59), petani singkong Thailand, mengaku memanfaatkan lahan miliknya untuk menanam singkong Thailand setelah melihat prospek pendapatan dari menanam bahan baku pembuatan tepung tapioka tersebut.

Lahan seluas setengah hektare disebutnya dalam masa tanam ketiga dengan usia panen sekitar 8 bulan, bahkan telah menghasilkan sekitar 10 ton dengan harga saat panen mencapai Rp800 per kilogram. Omzet sebesar Rp8 juta diakuinya diperoleh dari menanam singkong yang tidak terlalu sulit dalam proses perawatannya tersebut.

Komarudin menyebut, awalnya lahan yang ditanami singkong thailand merupakan lahan budi daya kelapa dan sebagian ditebang untuk bahan bangunan rumah. Menanam singkong thailand merupakan tabungan jangka panjang selain sumber penghasilan utama dengan menjadi petani penanam padi sawah.

“Awalnya, memang masih belajar, namun setelah merasakan hasilnya dengan pola penanaman yang lebih mudah saya kembali melakukan penanaman memasuki masa tanam ketiga,” terang Komarudin, warga Desa Pasuruan, Kecamatan Penengahan, saat ditemui Cendana News,Kamis (4/1/2017).

Komar, memperlihatkan areal lahan tanaman singkong thailand dan sebagian ubi jalar madu siap panen [Foto: Henk Widi]
Sebagai petani, ia menyebut meski harga singkong kerap mengalami turun naik dari harga Rp500 hingga Rp900 per kilogram, sebagian petani sengaja menanam singkong pada lahan pertanian yang sulit mendapat pasokan air sementara lahan yang mudah mendapat pasokan air ditanami padi.

Lihat juga...