Perajin Bambu di Kroya Butuh Mesin Pengiret

CILACAP — Ratusan perajin bambu di Kampung Bambu Desa Mujur, Kroya, Cilacap, Jawa Tengah, terkendala alat produksi berupa mesin pengiret. Selama ini dalam membuat tampah, kurungan ayam, sasag, dan lainnya, dilakukan secara tradisional.

Suwardi, Ketua RW setempat, dalam keterangan yang di terima Cendana News, Selasa (23/1/2018), menyebut keuntungan yang didapat perajin tidaklah seberapa. Dalam sehari hanya sekitar Rp15.000.

Pembina Paguyuban Wong Mujur (PWM) yang juga pembina perajin bambu, Ansar Balasik, mengatakan para perajin selama ini masih terkendala alat produksi. “Salah satu alat yang sangat dibutuhkan adalah mesin pengiret bambu,” imbuhnya.

Ansar yang juga pembina Paguyuban Pedagang Keliling (PAPELING), menambahkan, kerajinan bambu di Kroya ini merupakan upaya untuk membangkitkan ekonomi kerakyatan. “Kita berkeinginan nantinya Kampung Bambu akan menjadi salah satu destinasi wisata pedesaan,” harapnya.

Sebelumnya, Kampung Bambu juga disambangi Bupati Cilacap, Tatto Suwarto Pamuji. Tak ketinggalan, Ketua DPRD Cilacap, Taswan Taswireja, juga sempat mengunjunginya.

PWM dan PAPELING kemudian melakukan kunjungan balasan ke Kantor Bupati Cilacap. Dalam kunjungan tersebut, kata Ansar, Bupati Tatto langsung memerintahkan Kepala Dinas Perindustrian Kosasih, agar segera mengusulkan mesin pengiret bambu kepada Kementerian Perindustrian.

Kosasih beserta staf Dinas Perindustrian dan Perdagangan kemudian meninjau lokasi. “Mudah-mudahan tidak lama lagi impian perajin bambu di Kampung Bambu, Mujur dapat terealisasi,” harap Ansar.

Kampung Bambu ini semula akan diberi nama Kampung Tampah, cerita Ansar. Beberapa tokoh Mujur dalam Paguyuban Wong Mujur datang ke rumah Ansar, dan minta binaan sekaligus bisa ikut mendekatkan dan mendatangkan Bupati Cilacap.

Lihat juga...