Pemda Sikka Remajakan Tanaman Perkebunan Unggulan

Direktur Wahana Tani Mandiri (WTM) Carolus Winfridus Keupung kepada Cendana News menyebutkan,kegiatan peremajaan dan intensifikasi memang telah dilakukan. Namun jumlah luas lahannya harusnya lebih besar dan harusnya lebih kepada lahan tidur yang masih banyak tersisa.

Menurut Win, banyak lahan tidur yang tidak digarap sebab petani memiliki  keterbatasan sumber daya di mana banyak petani di Sikka yang berumur di atas 50 tahun. Petani usia produktif jarang ditemui sebab anak muda lebih suka merantau ke Kalimantan dan daerah lain dan bekerja di kebun sawit.

“Tantangan terbesar kita yakni bagaimana membuat generasi muda mau untuk terjun menggarap kebun. Bila dilakukan dengan baik dan sesuai dengan metode perkebunan modern tentu hasil produksi meningkat,” ungkapnya.

Tantangan lainnya lanjut Win, bagaimana mendidik para petani untuk menjaga kualitas produk pertanian dan perkebunan mereka agar bisa sesuai dengan permintaan pasar. Kalau kualitasnya bagus dan tetap dipertahankan, tentu harga jual pasti lebih tinggi.

“Air jadi salah satu kendala juga sehingga perlu membangun banyak embung atau tangkapan air di sentra pertanian dan perkebunan agar ketersedian air tetap ada meski memasuki musim kemarau,” pungkasnya.

Kebun kelapa milik masyarakat di Desa Nebe, Kecamatan Talibura yang mayoritas sudah berumur di atas 30 tahun-Foto: Ebed de Rosary.
Lihat juga...