VATICAN CITY – Ketakutan antara imigran dan komunitas baru merupakan hal yang dapat dimengerti. Namun ketakutan tersebut tidak boleh dan tidak bisa mencegah kehadiran pendatang baru.
Paus Fransiskus dalam sebuah misa khusus untuk menandai Hari Migran dan Pengungsi Sedunia pada Minggu (14/1/2018) menyebut, pendatang baru harus disambut dan diintegrasikan.
Fransiskus, sebagai pembela hak-hak migran yang keras, menyampaikan hal itu dalam sebuah konggregasi termasuk para migran dan pengungsi dari sekitar 50 negara, yang benderanya dikibarkan di sekitar altar di Basilika Santo Petrus di Vatikan.
“Masyarakat lokal terkadang takut bahwa yang baru tiba akan mengganggu tatanan yang telah mapan, akan mencuri sesuatu yang telah lama mereka usahakan untuk dibangun. Sementara yang baru tiba takut akan konfrontasi, penghakiman, diskriminasi, kegagalan. Memiliki keraguan dan ketakutan bukanlah dosa. Dosa adalah membiarkan ketakutan ini untuk menentukan reaksi kita, untuk membatasi pilihan kita, untuk berkompromi dengan rasa hormat dan kemurahan hati, untuk memberi makan permusuhan dan penolakan,” tutur Paus Fransiskus.
Saat politisi dan masyarakat sipil menghadapi gerakan massa orang-orang dari seluruh dunia, termasuk di Mediterania, dan antara Myanmar dan Bangladesh, Paus Fransiskus telah berulang kali mendesak dukungan bagi mereka yang bermigrasi.
Fransiskus yang dilahirkan di Argentina adalah tokoh non-Eropa pertama yang terpilih untuk jabatan tersebut di hampir 1.300 tahun. Ia telah mengkritik niat Presiden Donald Trump untuk membangun sebuah dinding untuk menghentikan migran ilegal yang melintasi perbatasan Amerika Serikat dengan Meksiko.