Paus Perbarui Komisi Penyelidikan Pelecehan Seksual
VATIKAN – Paus Fransiskus memperbarui sebuah komisi yang dibentuk khusus menangani kasus pelecehan seksual pastor, Sabtu (17/2/2018). Dalam perubahannya, seorang kardinal Amerika Serikat ditetapkan sebagai pemimpin komisi.
Pembentuan komisi tersebut merupakan bagian dari janji Vatikan untuk membuat suara para korban lebih terdengar. Pembaruan komisi dan penetapan Kardinal Sean O’Malley dari Boston sebagai pemimpin komisi dilakukan saat Paus berurusan dengan skandal pelecehan di Chile.
Skandal Chile telah menciptakan salah satu krisis citra terbesar kepausan. Amanat tiga tahun pertama komisi tersebut berakhir pada bulan Desember dan masa depannya tidak pasti. Periode pertama komisi itu dirusak dengan dua pengunduran diri tokoh tingkat tinggi, yaitu Marie Collins dari Irlandia dan Peter Saunders dari Inggris.
Keduanya adalah korban pelecehan seksual pendeta saat mereka masih muda dan keduanya mengundurkan diri karena frustrasi atas kurangnya perubahan dan kerja sama oleh para pejabat tinggi Vatikan.
Sebuah pernyataan Vatikan mengatakan bahwa korban pelecehan seksual ada di antara anggota. Namun untuk upaya pengungkapan identitas, diserahkan sepenuhnya kepada para korban. Saat ini hanya komisi internasional yang beranggotakan 16 orang yang mengetahui identitas para korban. Komisi terdiri dari sembilan anggota baru dan tujuh orang lama.
Rencananya dikabarkan komisi berada pada tahap lanjutan untuk menciptakan sebuah kelompok yang beranggotakan para korban pelecehan seksual. Kelompok tersebut dikenal sebagai International Survivor Advisory Panel (ISAP). Keberadaannya untuk memberikan konsultasi mengenai pencegahan pelecehan dari sudut pandang para penyintas.