Matias Ratu Redo, Merintis Usaha Tenun Ikat Sejak 1992

Baju dari kain tenun dijahit di Maumere, sementara tas-tas dari kain tenun bekas pakai dijahit di Bali. Matias menjual aneka produk kain tenun dengan harga sama, baik untuk warga lokal maupun wisatawan asing, menjaga agar pelanggan tidak ditipu serta memperhatikan kualitas dan pelayanan.

Baju anak-anak dijual 200 ribu rupiah, sementara untuk orang dewasa dijual 400 sampai 450 ribu rupiah. Dompet kecil dijual 8 ribu rupiah sementara dompet saku 50 ribu rupiah. Tas untuk sekolah 250 ribu rupiah dan tas barang 300 sampai 350 ribu rupiah.

“Dari hasil jual kain tenun, saya bisa menyekolahkan 7 orang anak saya hingga ke perguruan tinggi. Saya membeli tanah dan membuat rumah di kota Maumere, juga membeli lahan seluas 1 hektare di bagian barat kota Maumere dan di beberapa tempat lain, menyewa beberapa kios untuk usaha,” bebernya.

Kini, Matias juga membuka sebuah kios menjual aneka kain tenun dan produknya di Pusat Jajanan dan Cinderamata milik Pemda Sikka di Maumere. Dirinya mau menata kiosnya, tapi pemerintah mau bongkar, padahal dia ingin menata dengan membuat kios bentuk rumah adat.

Semua aset hasil jerih payah usahanya telah dibagi rata kepada semua anak termasuk menyewa tempat usaha bagi anak-anaknya. Baginya, berdoa sangat penting selain tetap berusaha mencari rejeki.

“Saya setiap pagi selalu berdoa sebelum bekerja. Memang dalam berusaha ada saja orang yang tidak suka dengan kita, tetapi saya tetap menjaga kebaikan dengan semua orang dan yang terpenting menjaga mulut, menjaga tutur kata, agar tidak membuat orang lain tersinggung,” pungkasnya.

Lihat juga...