Matias Ratu Redo, Merintis Usaha Tenun Ikat Sejak 1992

“Saya tidak pernah mendapat bantuan dari pemerintah, saya ingin mandiri dalam berusaha, sehingga meminjam uang dari bank sebagai modal usaha. Sekarang saya punya kelompok doa di komunitas dan punya usaha simpan pinjam juga, sehingga bila butuh modal saya pinjam uang di usaha komunitas ini,” paparnya.

Berkat ketekunan dan keuletannya, warga Centrum, kelurahan Nangameting ini pun diajak oleh Bank BRI cabang Maumere pada 2013 lalu berpameran di Jakarta selama dua minggu. Semua biaya transportasi, makan minum dan penginapan dibiayai oleh bank tempatnya menabung dan meminjam uang.

“Selama pameran di sana, pembelinya sangat antusias dan kain tenun saya banyak laku dan membuat nama saya kian dikenal. Banyak pembeli dari Medan, Bali, Yogyakarta dan Jakarta yang sampai sekarang masih beli di saya. Anak saya juga promosi lewat media sosial,” ungkapnya.

Jujur Dalam Berusaha

Selama berusaha, Matias selalu memegang teguh prinsip jujur, menjaga tutur kata, agar tidak menyinggung perasaan orang lain serta bersikap ramah dan sopan kepada setiap orang di pasar dan di lingkungan tempat tinggalnya.

Dirinya selalu berpesan kepada anak-anaknya untuk selalu menjaga pembicaraan dan berbuat baik dengan orang lain serta jangan bersentuhan dengan hukum. Selain itu, harus tepat waktu membayar uang sewa tempat usaha serta hutang dan jangan menunggak, sehingga bisa tenang dalam berusaha dan tidak jadi pembicaraan orang.

“Kalau kita disiplin, maka orang akan hormat dengan kita karena setiap kewajiban kita bayar tepat waktu. Harus jujur dalam keseharian kita, apalagi dalam berusaha. Menjual kain tenun juga bagi saya menjaga agar adat budaya tetap terjaga, sehinggga ini juga membuat saya bisa berumur panjang,” ungkapnya.

Lihat juga...