Kopi Robusta Gangga Lombok Dilirik Korea Selatan

“Kalau Asia sukanya kopi robusta, sementara Eropa, Australia, dan Afrika lebih condong ke arabika,” jelasnya.

Meski begitu, sudah ada UKM yang sanggup mengekspor kopi arabika tersebut, yakni UKM Kopi Rinjani. Namun untuk mengekspor kopi memerlukan ijin khusus. Hal ini yang masih belum bisa dipenuhi UKM tersebut. Sehingga mereka belum bisa melakukan pengiriman.

“Potensi kopi kita besar di tahun ini dan perlu ditingkatkan,” akunya.

Ia menambahkan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan UKM pengekspor. Di antaranya standarisasi produk dari negara tujuan. Saat ini standar kopi NTB dianggap masih belum bisa memenuhi pasar luar negeri.

Karena itu kualitas baik dari segi produk hingga kemasan harus menjadi perhatian utama. Kalau sudah memiliki kualitas yang bagus, maka ada harapan ekspor pada tahun ini. Terlebih lagi potensi kopi di perkebunan kopi di NTB mencapai 10 ribu ton per tahunnya.

Hj. Nurwardani, pemilik UKM Rinjani Lombok, mengungkapkan, pihaknya memang mendapatkan tawaran untuk melakukan ekspor kopi ke Mesir.

Kopinya dinilai sudah memiliki kemasan layak dan bagus sesuai standar ekspor. Hingga saat ini dirinya masih mengurus keperluan ekspor ke negeri piramida itu.

“Kita sedang mengurus perijinan dan lainnya bersama instansi terkait” terangnya.

Lihat juga...