Komoditas Pisang Entaskan Kemiskinan di Lebak

LEBAK — Komoditas pisang di Kabupaten Lebak, Banten, dapat mengatasi kemiskinan pedesaan karena menyumbangkan pendapatan ekonomi masyarakat cukup besar.

Berdasarkan pantauan, Kamis, menunjukkan puluhan ton komoditas pisang dari pedesaan di wilayah di Kabupaten Lebak melimpah di tingkat penampung di sekitar jalan lingkar selatan Rangkasbitung.

Produksi pisang itu dijual ke pasar tradisional Rangkasbitung juga dipasok ke Tangerang dan DKI Jakarta.

Apalagi dua bulan lalu permintaan pisang di Lebak cenderung meningkat untuk kebutuhan konsumsi pesta pernikahan.

Selain itu juga komoditas pisang dijadikan bahan baku aneka kerajinan makanan camilan.

Produksi pisang Lebak memiliki kualitas dibandingkan pisang hasil produksi Lampung, Sumatera.

Keunggulan pisang Lebak itu, selain manis juga beraroma, sehingga nilai jualnya cukup tinggi di pasaran.

Selain itu juga pisang menjadikan andalan tetap pendapatan ekonomi masyarakat pedesaan dibandingkan komoditas hasil bumi lainnya.

“Kami memperkirakan produksi pisang itu mencapai 30-50 ton per pekan,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Kabupaten Lebak Dede Supriatna.

Menurut dia, pertanian pisang tersebut memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat pedesaan.

Sebab, dipastikan perputaran uang hasil penjualan pisang mencapai ratusan juta rupiah per hari.

Bayangkan, saat ini harga pisang antara Rp70-120 ribu per tandan.

“Kami yakin produksi pisang menyumbangkan ekonomi masyarakat pedesaan cukup besar,” katanya.

Dede mengatakan, kebanyakan tanaman pisang di Kabupaten Lebak dikembangkan di lahan darat atau ladang, sehingga tingkat kesuburan tanah cukup hijau.

Lihat juga...