MATARAM — Balai Taman Nasional Tambora, Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, memprogramkan pemulihan ekosistem kawasan konservasi seluas 200 hektare yang terdegradasi akibat pembukaan lahan dan perambahan.
“Pemulihan ratusan hektare kawasan konservasi yang rusak tersebut ditargetkan rampung hingga 2019,” kata Kepala Balai Taman Nasional Tambora (BTNT) Budhy Kurniawan, ketika dihubungi dari Mataram, Kamis (4/1/2018).
Ia mengatakan pemulihan ekosistem akan dilakukan dengan penanaman bibit pohon sebanyak 180 ribu batang. Program tersebut diawali dengan penanaman 90 ribu batang bibit pohon pada 2018.
Empat lokasi kawasan konservasi yang akan ditanami adalah Resort Oi Ketupa yang terdiri atas blok Oi Ketupa dan blok Kawinda Toi, di Kabupaten Bima. Selain itu di Resort Doro Ncanga yang terdiri atas blok Doro Ncanga dan blok Doropeti di Kabupaten Dompu.
Seluruh kawasan yang akan direstorasi merupakan lahan yang sudah dibebaskan dari perambahan dan pembukaan lahan pada 2017.
Budhy menambahkan rangkaian kegiatan pemulihan ekosistem akan dimulai dengan menyusun rancangan teknis, kemudian dilanjutkan dengan inventarisasi tegakan awal.
Setelah itu, dilakukan identifikasi sosial, ekonomi dan budaya sebelum pembentukan kelompok tani di dua resort yang akan terlibat dalam proses pembibitan pohon, penanaman hingga pemeliharaan.
Dua kelompok tani yang menjadi mitra nantinya diberikan pelatihan tentang persemaian, pembibitan, penanaman sampai pemeliharaan.
“Setelah itu, kami akan menyosialisasikan program penanaman kepada masyarakat. Nantinya akan ada pembinaan kelembagaan dan pemberian surat keputusan kepala desa sebelum kegiatan inti penanaman,” ujarnya.